-->

Notification

×

Indeks Berita

Klik Gambar Untuk Mendengarkan

Misteri Ribuan Ton Emas Harta Karun Jenderal Yamashita "Sebuah Sisi Misteri Di Pinrang"

Sabtu, 27 Juli 2024 | Juli 27, 2024 WIB | 0 Views Last Updated 2024-07-27T04:29:36Z
Ket Foto: Tampilan Udara, Bandara Malimpung di kecamatan Patamuan kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan 


Misteri Ribuan Ton Emas Harta Karun Jenderal Yamashita "Sebuah Sisi Misteri Di Pinrang"


MELAWAN LUPA,--Timbunan emas Jenderal dari Jepang, Tomoyuki Yamashita, saat perang dunia II masih diburu banyak pihak. Timbunan emas itu disebut-sebut sebagai salah satu harta karun terbesar di dunia. Harta itu merupakan rampasan perang tentara Jepang di Indonesia, Singapura, Filipina serta negara Asia Tenggara lain.


23 Februari 1946, Pengadilan militer Amerika Serikat di Filipina mengeksekusi mati Jenderal Tomoyuki Yamashita. Dia digantung dengan tuduhan melakukan kejahatan perang selama perang Dunia II. Jenderal Tomoyuki Yamashita digelari Harimau Malaya. Di awal Perang Dunia II Yamashita dengan mudah merebut Singapura yang dipertahankan pasukan gabungan Inggris dan sekutu.


30.000 Tentara Jepang berhasil menawan 130.000 tentara Inggris, India dan Australia. Sepanjang sejarah, inilah rekor terbanyak tentara Inggris menyerah. Namun rupanya selain berperang kekaisaran Jepang membebankan misi khusus pada Jenderal Yamashita. Mereka diperintahkan mengumpulkan sebanyak mungkin emas dari negara-negara jajahan.


Ada organisasi khusus bernama Kin No Yuri atau Bunga Lili Emas. Saudara Kaisar Hirohito, Pangeran Yasuhito, dipercaya jadi ketua. Mereka merampas emas dari Asia Tenggara kemudian mengumpulkannya di Filipina, baru dikapalkan ke Jepang.


Sudah beberapa kali pengiriman emas dan barang berharga ke Jepang ini berhasil. Dari emas rampasan inilah Jepang membiayai peperangan di Pasifik. Sebuah front pertempuran yang membentang luas dari Manchuria hingga Kepulauan Solomon. Tentunya ini menguras biaya luar biasa besar.


Namun sejak tahun 1943, harta rampasan tak bisa dikirim ke Jepang. Penyebabnya, armada Jepang sudah kalah di lautan. Mereka tak punya lagi cukup kapal perang atau pesawat tempur guna mengawal kapal-kapal emas tersebut ke Jepang. Pesawat tempur sekutu dan kapal selamnya siap mengkaramkan kapal Jepang yang lewat.


Sekitar tahun 1945, Jepang sudah nyaris kalah total. Pangeran Yasuhito, Jenderal Yamashita dan beberapa pejabat lain meledakkan terowongan dan gua untuk menutup timbunan emas dalam gua-gua di bawah tanah.


Kabar yang beredar, ada sekitar 6.000 ton emas, dan tak terhitung lagi berapa jumlah permata dan harta lainnya. Ini baru jumlah yang di Filipina. Belum yang berada di Indonesia, Singapura, Burma, Malaya dan kawasan lain. Diduga masih banyak yang belum bisa diangkut ke Filipina untuk digabungkan.


Puluhan tahun, emas Yamashita ini masih jadi misteri. Ratusan pemburu harta karun mencarinya. Seorang bernama Rogelio Roxas mengklaim pernah menemukan patung budha dari berlian dan emas murni dari terowongan Jepang di Filipina. Dia menduga penemuan ini baru sebagian kecil dari Emas Yamashita.


Banyak versi yang menyatakan emas ini akhirnya dibagi oleh kekaisaran Jepang dengan Intelijen militer Amerika Serikat. Emas inilah yang digunakan AS untuk operasi intelijen selama perang dingin menghadapi Uni Soviet dan Blok Timur.


Sementara Jepang menggunakan emas bagiannya untuk membangun perekonomiannya yang morat-marit usai perang. Alasan penguatnya, bagaimana Jepang bisa membangun perekonomian setelah perang tanpa suntikan modal yang luar biasa besar.


Penguat lainnya, tak ada satu pun anggota Kin No Yuri yang hidup setelah perang, selain Pangeran Yosuhito yang melarikan diri dengan kapal selam dari Filipina ke Jepang. Jenderal Yamashita dan prajurit lain, kalau tidak tewas saat perang, pasti dihukum mati tentara AS.


Ada versi lain, emas ini sudah dikuasai oleh rezim Ferdinand Marcos yang menguasai Filipina dari tahun 1965-1986. Diktator yang punya rekening luar biasa gendut ini adalah mantan tentara Filipina saat perang Dunia II. Kekayaannya tersebar di beberapa bank di Eropa. Dia mengaku kaya bukan karena korupsi tapi karena harta karun.


Profesor Rico Jose, seorang peneliti dari Universitas Filipina mempertanyakan soal harta karun Yamashita ini. Jose menilai Emas Yamashita hanya mitos. "Tahun 1943 Jepang tak lagi menguasai lautan. Kecil kemungkinan emas ini dibawa ke Filipina," kata Jose kepada media Filipina.


Namun analisa Jose tak menyurutkan niat para pencari harta karun. Jika tak di Filipina, maka tentu ceceran emas rampasan Jepang ini masih ada di negara-negara lain. Termasuk Indonesia. Adakah yang masih tersisa?

Jejak Peninggalan Jepang di Sulawesi Selatan


Konon kabarnya, di Indonesia, khususnya di daerah Sulawesi Selatan juga masih ada sisa peninggalan harta karun Jenderal Yamashita. Adalah wilayah sekitar bekas pangkalan udara Jepang yang ada di daerah Malimpung, kecamatan Patampanua, kabupaten Pinrang. Pangkalan udara dengan kode ICAO WAAG ini, yang masih terdaftar di situs World-Airport-Codes.com, merupakan salah satu pangkalan udara militer Jepang pada masa perang dunia kedua.


Letaknya yang strategis, menjadikan pangkalan udara ini disebut sebagai salah satu titik tempat menampung emas timbunan Jenderal Yamashita, karena letaknya nyaris di tengah Indonesia, jarak Utara - Selatan atau Timur-Barat jaraknya hampir sama. Karena posisinya yang strategis, sekitar tahun 2010 yang lalu sempat muncul wacana pemindahan Lanud Sultan Hasanuddin dan salah satu kandidat lokasinya adalah bekas pangkalan udara Jepang di Malimpung selain bekas pangkalan udara Belanda di kabupaten Takalar.


Salah satu area yang sempat menjadi buah bibir masyarakat setempat adalah adanya terowongan yang menghubungkan pangkalan tersebut dengan gunung Paleteang. Rumor yang sempat beredar juga mengatakan, salah satu alasan pendirian kantor konsulat Jepang di Makassar adalah untuk mengawasi wilayah tersebut. Berdasarkan cerita warga sekitar, sekitar tahun 80-an, ada utusan dari konsulat Jepang yang rutin mendatangi wilayah itu.


Benarkah Adanya?  Wallahu’alam bissawab


Diolah : (Agakareba/Dari berbagai sumber)

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update