Profil Mudyat Noor, Asa Anak Seorang Guru Mengaji Meraih Senayan di 2024
INFO KALIMANTAN,- - Konstalasi politik lima tahunan dalam waktu dekat akan kembali digelar, salah satunya Pemilihan Legislatif baik tingkat pusat hingga daerah akan dilaksanakan pada tahun 2024 mendatang.
Oleh karena itu, tak heran jika kita sering melihat berbagai gambar para Calon legislatif yang terpampang di area publik.
Salah satunya para caleg yang maju dalam pemilihan anggota DPR RI daerah pemilihan Kalimantan Timur. Banyak para tokoh Kaltim yang berebut kursi di senayan untuk mewakili masyarakat Kaltim, bahkan para caleg tersebyt juga berasal dari background yang bervariatif, mulai dari pengusaha, mantan birokrat, tokoh agama, tokoh masyarakat, tokoh adat, hingga dari kalangan masyarakat biasa juga ada yang mendaftarkan diri menjadi caleg.
Salah satunya Mudyat Noor, pria asal Samarinda yang pernah menjabat sebagai anggota DPRD Kaltim periode 2009-2014 itu, kini memberanikan maju menjadi caleg DPR RI dapil Kaltim.
Tapi, siapa sangka dibalik kesuksesannya dalam berpolitik, ternyata pria 44 tahun tersebut hanya berasal dari keluarga yang terbilang biasa-biasa saja.
Mudyat Noor yang lahir di Kota Samarinda pada 9 Februari 1979 merupakan anak dari pasangan Mahmud dan Yatinah serta tumbuh sejak kecil hingga besar di keluarga pengajar atau pendidik.
Ayahnya berprofesi sebagai guru ASN di sekolah menengah di Samarinda dan ibunya sebagai ibu rumah tangga sekaligus berprofesi sebagai guru mengaji Al-Qur'an di kampungnya.
Bahkan, sejak kecil Mudyat Noor sering dijuluki Si Anak Guru Mengaji oleh teman-temannya.
Anak Guru Mengaji ini memulai pendidikannya di SDN 033 Sei Pinang Dalam, SMPN 6 Samarinda, dan SMAN 2 Samarinda. Setelah menyelesaikan pendidikan wajibnya, Mudyat Noor melanjutkan pendidikannya ke j3njang perguruan tinggi pada Fakutas Kehutanan Universitas Mulawarman pada tahun 1996.
Selama menempuh pendidikan di perguruan tinggi, Mudyat Noor juga aktif terlibat dalam pergerakan organisasi mahasiswa. Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) jadi organisasi ekstra kampus yang dipilih omeh Mudyat Noor muda saat itu untuk mengembangkan potensinya dalam bidang keilmuan, pergerakan serta kepemimpinannya.
Selama di HMI, Mudyat Noor tumbuh menjadi aktifis dan organisatoris yang handal, bahkan ia juga turut terlibat dalam pergerakan reformasi 1998.
"Hal itulah yang melatarbelakangi saya untuk tertarik mengabdi pada masyarakat melalui jalur politik," ujar Mudyat Noor. Jumat, (16/6/2023).
Setelah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, Mudyat Noor juga sempat ditawari untuk menjadi PNS oleh kenalannya, namun ia menolak dan tetap konsisten aktif dalam dunia organisasi mulai dari KNPI, HIPMI, Kadin hingga menjadi presidium Korps Alumni HMI (KAHMI) Kota Samarinda saat ini.
Keaktifan dan besarnya potensi yang dimiliki Mudyat Noor muda, membuat mantan Walikota Samarinda periode 1999-2010 Almarhum Achmad Amins tertarik dengan bakat kepemimpinan dan politiknya.
Di bawah didikan Almarhum Achmad Amins, bakat kepemimpinan Mudyat Noor benar-benar menemukan jalannya, sehingga pada tahun 2009 dirinya terpilih menjadi anggota DPRD Kaltim di usia muda yakni 30 tahun dan menjadi kebanggaan tersebdiri baginya, karena pasca reformasi banyak anak muda sukses dari kalangan menengah ke atas, sementara dirinya berangkat dsri keluarga sederhana dan bukandari kalangan elit.
"Walau terlwhir bukan dari siapa-siapa, selama mau belajar dan berusaha maka semua orang dapat meraih kesuksesan," tutur Mudyat.
Maju DPR RI bukan kali pertama ia lakukan, sebelumnya pada pileg 2014 dirinya juga maju dalam pemilihan anggota DPR RI dapil Kaltim dengan perolehan suara sekitar 60 ribu, namun jumlah itu belum bisa mengantarkannya duduk di Senayan.
Kali ini, dirinya kembali hadir dengan tekad kembali mencoba duduk di Senayan sebagai caleg DPR RI dari partai Nasdem pada pileg 2024 nanti. (*)
Sumber: Tribun Kaltim