Kilas Sejarah Masjid Tertua Di Pinrang, Berdiri Kokoh di Bangun Raja Bone Tahun 1613
PINRANG — Salah satu tempat ibadah ummat muslim yang terletak Dusun Tondongbunga Desa Kariango Kecamatan Lembang Kabupaten Pinrang, Masjid Attaqwa yang dibangun di atas bongkahan batu setinggi 5 meter dari dasar tanah.
Informasi yang dihimpun, Masjid Attaqwa tersebut berukuran 10×11 meter ini diperkirakan dibangun tahun 1612-1613 oleh Andi Al Amin kerabat Arung Palakka, Raja Bone yang datang ke Dusun Tondong bunga.
Menurut, Mantan Kepala Desa setempat, Muhammad Jufri mengatakan kalau Al Amin berada di Tondong Bunga ketika terjadi perang antara Balanipa dan Topango, sehingga kerajaan Bone yang menjalin hubungan dengan kerajaaan Letta membantu Pasukan Topango.
“Saat itu semua warga Letta yang tidak maju ke medan perang diungsikan ke Kerajaan Bone,” kata dia di Kariango, Sabtu (18/6/2016).
Dan ketika Arung (Raja) Letta yang ke-9 bernama Tellu Tombinna berkunjung ke Bone untuk melihat warga kerajaan Letta yang diungsikan ke sana, Al Amin saat itu mengaji di sebuah masjid kerajaan. Sehingga Arung Letta meminta kepada raja Bone untuk membawa Al Amin ke Letta.
“Saat itu warga di kerajaan Letta sudah memeluk agama Islam, hanya saja belum memiliki guru mengaji, sehingga Arung Letta berinisiatif membawa Al Amin untuk mengajar mengaji di kerajaan Letta,”
Dari data yang diperoleh menyebutkan, masjid ini awalnya dibangun dari kayu Kanyuruan dan Kambelu dengan atap dari ijuk. Namun pembangunan masjid ini tidak di sertai dengan pembuatan tangga.
Setelah generasi kedua pendiri masjid ini yang menjadi Imam, masjid ini kemudian dibuatkan tangga dari bambu dan pada imam yang ke tiga, tangga masjid ini terbuat dari batu seperti yang ada saat ini.
Nah keunikannya, masjid ini memiliki lorong angin pada sisi kedua batu yang menyangganya. Lorong tersebut yang memicu terjadinya pusaran angin, hingga ke lantai atas (tempat salat jamaah) yang berfungsi sebagai pendingin ruangan.
Hanya saja saat ini, lorong pusaran angin itu telah ditutupi warga dengan semen. Butuh sekitar 10 sak semen untuk menutup lubang pusaran angin tersebut.
Adapun masjid ini direnovasi tahun 1978 oleh penduduk setempat agar masjid ini terlihat modern. Namun renovasi pada tahun itu masih terbuat dari kayu. Dan tahun 1998 bangunan masjid yang dari kayu kemudian diganti dengan bangunan yang terbuat dari Beton.(*)
Penulis : Sgt/Har
Editor. : Abdoel