Sampah Tanggung Jawab Kita, UPT SMAN 7 Pinrang Gelar Sosialisasi Pengelolaan Bank Sampah
PINRANG,--UPT SMA Negeri 7 Pinrang sebagai salah satu sekolah yang mempunyai siswa banyak di Kec. Mattiro Bulu tentu mempunyai konsumsi produk makanan cukup banyak. Produk makanan tersebut tentu akan bermuara pada output sampah baik sampah organik maupun non organik. Sekolah menjadi salah satu penyumbang sampah yang tak sedikit . Bahkan hadirnya kantin-kanting yang tak dibarengi dengan manajemen persampahan menjadi penyumbang sampah plastik terbesar sekolah. Sebagian besar UPT SMA Negeri 7 Pinrang masih ketergantungan pada sampah plastik. Semua jajajanan di sekolah masih menggunakan plastik, termasuk konsumsi air minum yang masih mengandalkan air kemasan sekali pakai.Jumat, 3 September 2021
Beban sampah tentu bukan dari siswa dan kantin, pun dari limbah hasil kantor berupa limbah ATK yang dihasilkan oleh guru-guru maupun administrasi sekolah. Apabila tata kelola sampah masih menggunakan cara klasik yang mana sampah di buang di sampah akhir sekolah. Tidak ada proses pemilahan untuk mengurangi beban sampah yang akan dibuang ke TPA. Atau minimal memudahkan para pengurus Bank Sampah Sekolah yang akan mengambil sampah-sampah yang mempunyai nilai jual agar tak membongkar kembali tempat sampah yang pada akhirnya kembali berantakan.
Sampah disekolah akan mempunyai sisi nilai ekonomis apabila dikelola dengan baik, salah satunya adalah dengan hadirnya Bank Sampah. Bank Sampah yang sebagian besar penerapannya di rumah tangga, dicoba diadaptasi ke lingkungan sekolah. Sehubungan dengan kondisi tersebut, UPT SMA Negeri 7 Pinrang yang sedang berupaya mengubah tata kelola sampah di lingkungan sekolahnya menyelenggarakan “Sosialisasi Pengelolaan Bank Sampah ”
Acara dilaksanakan pada tanggal 4 September 2021 di Ruang Alumni dan SMA Negeri 7 Pinrang. Pada kesempatan ini momentum untuk mengedukasi warga sekolah tentang pentingnya tata kelola sampah disekolah, sehingga sampah yang sedianya biang masalah menjadi berkah. Kegiatan ini mengundang segenap perwakilan ekstrakurikuler Pengurus Osis sebagai pionir keberlanjutan program nanti. Selain itu akan ada lanjutan mengundang juga perwakilan tiap kelas dan perwakilan dari sekolah lain untuk bisa berbagi seputar tata kelola sampah disekolah masing-masing.
Cara pandang tentang sampah berusaha kita ubah bukan melulu tentang negatif. Bagaimana sampah itu mempunyai hal positif dalam rangka menumbuhkan tanggungjawab akan sampah yang mereka hasilkan sehingga karakter siswa perlahan terbangun. Melalui Bank Sampah di Sekolah, sampah akan dipilah dulu oleh warga sekolah sebelum masuk ke TPS.
Bank Sampah berupaya agar sampah di level kelas-kelas mampu dimanajemen oleh pengurus kelasnya sebelum diserahkan ke Tempat Pembuangan Akhir Sekolah. Manajemen ini untuk menghasilkan mana sampah yang mempunyai nilai jual, sampah yang bisa dimanfaatkan untuk pembuatan kompos, sampah yang bisa meghasilkan karya kerajinan, dll. Sehingga beban TPS berkurang.
Konsep Bank Sampah tentu akan membantu finansial warga sekolah terutama siswa dalam pemenuhan buku-buku bacaan yang mereka belum mampu beli, melalui Bank Sampah, mereka cukup menabung sampah akan menghasilkan buku buat penunjan kegiatan belajar mengajar. Atau pengurus kelas bisa manajemen sampah kelasnya agar bisa menghasilkan uang kas dari sampah. Sampah-sampah organiknya senantiasa dimanfaatkan untuk budidaya tanaman sekitar sekolah atau dalam jangka panjang bisa dikomersialisasi secara profesional.
Sosialisasi Pengelolaan Bank Sampah ini, mendatang kan langsung Pendiri Bank Sampah Peduli Pinrang Ali Topan. Beliau memaparkan tentang kondisi sampah di lingkungan Pinrang, bahayanya serta tata kelola yang Bank Sampah telah di laksanakan kalau bukan kita memulai siapa lagi peduli.
Para pengurus ke depannya diajak praktik pembuatan kompos sebagai dasar pengetahuan pertama tentang bahan-bahan yang dibutuhkan untuk pembuatan kompos sampai siap pakai.
Kepala Sekolah UPT SMA 7 Pinrang Ikhwan Matu Tujuannya Sosial pengelolaan Bank Sampah ini diupayakan berkelanjutan karna siswa dan Guru- guru antusias dalam hal lingkungan. Siswa menjadi peduli dengan lingkungannya terutama tentang tanggung jawab sampah yang mereka hasilkan sendiri. Sehingga kita tak lagi memandang sampah adalah masalah melainkan sebuah keberkahan. ungkap nya,(rls/Ali)
Simak berikut video berita SNN.