SPORT - Timnas Inggris akan melawan Jerman di Wembley pada putaran 16 besar Piala Eropa 2020, Selasa (29/06) pukul 23.00 WIB. Pertandingan nanti membangkitkan nostalgia akan memori kelam Inggris pada Piala Eropa 1996.
Kala itu Inggris mencapai semifinal dan disingkirkan oleh Jerman dari drama adu penalti setelah laga berakhir imbang 1-1 di waktu normal. Satu penendang penalti Inggris Gareth Southgate gagal menjalankan tugasnya.
Semenjak saat itu sampai Piala Dunia 2018 Inggris tak pernah beruntung dengan drama adu penalti: enam kekalahan dari tujuh turnamen. Kutukan itu berakhir kala Inggris menang adu penalti kala melawan Kolombia di fase gugur Piala Dunia 2018.
Kini menjelang 16 besar melawan Jerman, Inggris menurut Standard Sports sudah memiliki psikolog olahraga dan latihan mental dalam mengantisipasi potensi drama adu penalti. Inggris sudah terbiasa melakukannya dan itu dibenarkan oleh gelandang Inggris Declan Rice.
"Itu hanya pengulangan bagi saya. Dalam latihan kami melakukannya dengan benar. Ada peluit, Anda dapat mengambil waktu Anda, dan menempatkan diri Anda di zona. Dapatkan diri Anda dengan cara yang Anda inginkan untuk berlari ke bola, dan Anda bisa keluar di sana selama mungkin, dan berlatihlah sebanyak yang kamu mau," terang Rice.
"Jadi, Anda berada di zona itu, dan Anda hanya ingin menendang bola dan mencoba dan mengenai target. Jadi ketika itu terjadi pada hari pertandingan, Anda sudah terbiasa dengannya, dan Anda tahu ke mana Anda akan menendang untuk memasukkan bola."
Demi Gareth Southgate
Kendati kutukan adu penalti Inggris berakhir, Southgate akan melawan masa lalunya ketika melawan Jerman. Rice yakin sang manajer juga ingin balas dendam dan para pemain Inggris akan coba mewujudkannya.
"Saya jelas pernah melihat yang itu (Piala Eropa 1996) dari masa lalu. Itu sulit. Saya yakin Gareth akan ingin membalas dendamnya sendiri. Dia melewatkan penalti. Tapi semua orang melewatkan penalti," tambah Rice.
"Saya melewatkan satu dua hari sebelum akhir musim. Itulah sepak bola. Gareth sudah siap. Saya yakin dia akan mengatur kami untuk menang dan saya harap kami juga bisa melakukannya untuknya sehingga dia bisa membalas dendam."
"(Pertandingan Inggris vs Jerman) utama bagi saya saat tumbuh dewasa adalah gol yang dianulir Lampard pada 2010. Jelas, turnamen sebelum 1999 saya tidak dilahirkan! Memori utama bagi saya adalah Piala Dunia 2010, dan tentu saja pertandingan itu," urai pemain West Ham United tersebut.
BolaSkor.com