Dua Kelompok Tani di Pinrang Minta Perbaikan Saluran Air, 30 Tahun Gunakan Saluran Tersier Tanah
PINRANG -- Mahmud tampak mencangkul sawahnya di Lingkungan Sulengka, Kelurahan Bittoeng, Kecamatan Duampanua, Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan. Peluh mengucur membasahi baju pria yang akrab dipanggil Bapak Unding ini.
Pria ini adalah Ketua Kelompok Tani Samaturue. Dia terus menyiangi rumput dari saluran air yang digali manual. Selalu harus dibersihkan. Jika tidak, akan menghambat jalannya air yang mengairi sawah mereka.
Sudah 35 tahun, saluran air galian tanah tersebut digunakan untuk mengairi sawah. Ada 80 hektare sawah yang bergantung pada saluran air tersier tersebut. Terkadang mampet, karena rumput-rumput yang memanjang. Panjang saluran kurang lebih 1050 meter. Sekira 200 meter sudah dipondasi semen. Dinding juga sudah disemen. Sudah permanen.
Mahmud meminta, sisanya juga dipermanenkan. Kurang lebih 900 meter lagi.
"Sudah 35 tahun lebih, sekira 40 hektare sawah di areal ini hanya memanfaatkan saluran air tersier dari tanah. Panjang tersier yang mau dipermanen berkisar 900 meter. Selain itu, kami juga memohon bantuan pembuatan jalan tani selebar 3 meter dengan panjang 600 meter," ungkap Mahmud usai mencangkul di areal persawahan saat ditemui wartawan, Ahad 23 Mei 2021 lalu.
Tak cuma kelompok Samaturue. Kelompok Tani Lappoase, Lingkungan Bittoeng yang berada di belakang Gudang Bulog juga meminta hal yang sama.
Kepala Kelompok Tani Lappoase, Awaluddin mengatakan, saat ini sedang menyusun proposal dan surat permohonan pembuatan saluran air (tersier) permanen ke Pemerintah Kabupaten melalui Dinas Pertanian dan Holtikultura. "Proposalnya sedang kami susun dan dalam waktu dekat akan mengirimkan ke Kantor Daerah," kata Awaluddin kepada wartawan, Selasa (25/5/2021) lalu.
Awaluddin mengatakan, Kelompok Tani Lappoase, Lingkungan Bittoeng membina sekira 70 orang petani dengan luas areal sawah sekira 40 hektare. Selama ini, kata Awaluddin, petani hanya mengandalkan saluran air tersier dari tanah.
"Panjang lokasi saluran air yang butuh dibangun permanen berkisar 850 meter. Sebab sudah ada sekira 200 meter lebih yang sudah dibangun permanen. Bantuan tersebut diberikan oleh Pak Jamaluddin, salah seorang Anggota DPRD Sulsel beberapa tahun lalu," kata Awaluddin yang dibenarkan Jamal, Sekretaris Kelompok Tani Lappoase.
Awaluddin juga memohon bantuan peningkatan jalan tani selebar 4 meter dengan panjang 1 kilometer. "Lokasinya berada di dekat sungai dan di belakang areal sawah," ujar Awaluddin.
Anggota DPRD Pinrang dari Partai Gerindra, Ilwan Sugianto siap mengawal aspirasi petani soal pembuatan saluran air permanen yang tergabung di dua kelompok tani tersebut. Apalagi, kata Ilwan, wilayah Duampanua tersebut merupakan daerah pemilihannya. "Insya Allah kami akan perjuangkan usulan kelompok tani tersebut," kata mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pinrang tersebut saat dihubungi wartawan, Ahad lalu.
Camat Duampanua, Andi Ikbal Tanri juga siap mengawal usulan dua kelompok tani. "Siapkan segera surat dan proposalnya lengkap dengan foto-foto areal tersier tersebut. Insya Allah kami akan siap membantu menyampaikan aspirasi tersebut," kata Andi Ikbal yang akrab dengan masyarakat dan insan pers ini. (rls)