Muhammad Hayat NT; Sekolah Siaga Bencana, Perlukah ?
EDUKASI,--Wilayah Indonesia merupakan wilayah yang sangat rawan bencana alam. Kepulauan Nusantara yang berada di dalam Zona Tektonik dan deretan gunung api aktif yang menyebabkan wilayah ini sangat rawan bahaya goncangan gempa bumi, aktifitas dari patahan, letusan gunung api dan tsunami.
Rentetan bencana alam yang datang silih berganti seperti gempa bumi di SULBAR dan SULUT, banjir di KALSEL dan ACEH, Tanah Longsor dimana-mana, Gunung Merapi yang meletus.
Kesemuanya tentu meninggalkan duka yang mendalam. Dari sekian banyaknya bencana yang terjadi, menimbulkan banyak korban jiwa, harta benda dan bangunan( rumah - rumah penduduk yang roboh) kesemuanya ini tentu membutuhkan anggaran yang tak sedikit untuk rehabilitasi dan dan membangun kembali bangunan dan rumah-rumah penduduk yang hancur tersebut.
Untuk itu diperlukan suatu terobosan nyata agar masyarakat termasuk siswa mampu meminimalisir dampak dari bencana alam, salah satunya di sektor pendidikan formal yaitu dengan membentuk " Sekolah Siaga Bencana ", dengan pertimbangan bahwa kawasan bencana tidak hanya di wilayah Perkampungan dan Perkotaan tetapi Sekolah juga berada di daerah rawan bencana.
Sekolah Siaga Bencana sangat penting keberadaannya dalam mempersiapkan diri menghadapi bencana yang Sewaktu-waktu dapat terjadi dengan tiba-tiba.
Keberadaan pendidikan siaga bencana disekolah sangat dibutuhkan, para siswa dapat menerima informasi dan pengetahuan tentang kebencanaan. Pendidikan Kebencanaan ini akan Mereka Implementasikan dan menyalurkannya ke masyarakat sekolah yang tersebar didaerah masing-masing.
Harapan Penulis Pendidikan Kebencanaan ini segera mungkin untuk diakomodir kedalam Kurikulum Satuan Pendidikan. Pendidikan Mitigasi Bencana ini perlu dimulai dari Sekolah sehingga terbangun Budaya/Karakter Siswa yang peduli bencana.
Mengubah karakter tidak gampang, maka perlunya pendidikan Mitigasi Bencana ini diajarkan disekolah sejak dini.
" Bapak Presiden Joko Widodo di penghujung tahun 2018 mendesak Kemendikbud dan Kemensos untuk segera merealisasikan proses yang berkaitan dengan bencana sehingga pendidikan kebencanaan tersistem dengan baik diseluruh sekolah".
Faktanya sudah ada beberapa sekolah yang telah membentuk Sekolah Siaga Bencana, namun Impact dari Pembentukan itu belum sesuai dengan harapan Bapak Presiden, dan harapan Kita semua. Hasilnya belum maksimal, pemberian materi-materi pelatihan dan simulasi kebencanaan, Menurut Penulis tidaklah cukup untuk bisa menanggulangi dan meminimalisir terjadinya bencana, baik Pra bencana, Saat Bencana ( Masa Tanggap Darurat) dan Pasca Bencana itu terjadi.
Perlu ada langkah konkrit untuk mengakomodir pendidikan kebencanaan/mitigasi bencana kedalam kurikulum satuan pendidikan sebagai pelajaran wajib. Hal ini akan membuat siswa sejak dini mampu memahami tentang pentingnya pendidikan kebencanaan.
Dengan pendidikan kebencanaan yang didapat disekolah diharapkan Siswa mampu menyalurkannya ke masyarakat sekaligus menjadi mentor kebencanaan dilingkungannya.
Siswa sebagai masyarakat sekolah juga harus mampu meningkatkan kemampuan diri untuk menghadapi kerentanan akibat bencana yang sewaktu-waktu bisa datang kembali.
Ini adalah Tanggung Jawab semua pihak, bukan pemerintah saja, tapi juga tugas Kita semua. Termasuk Penulis dan para Guru sebagai salah satu komponen bangsa untuk ikut serta membangun masyarakat sekolah sehingga tercipta Indonesia yang Tangguh Bencana.(rls/mnm)
Penulis : Muhammad Hayat NT.
Wakasek HUMAS dan INDUSTRI SMKN 7 Pinrang.