MAKASSAR,--Sebelum jatuhnya rezim Orde Baru, terdapat rentetan gerakan mahasiswa dalam bentuk demonstrasi diberbagai wilayah. Salah satu gerakan mahasiswa yang dianggap sebagai stimulan dan pemicu gerakan 98 adalah aksi dari sekolompok mahasiswa dari Makassar.
Gerakan mahasiswa yang kemudian dikenang setiap tahun di Makassar sebagai April Makassar Berdarah (Amarah) Tahun 1996. Gerakan tersebut lahir dari salah satu kampus swasta yang termahal dengan kampus hijau yaitu Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Saat ini telah menjadi kampus swasta terbaik di Indonesia Bagian Timur dengan Akreditasi A.
Tragedi tersebut meregang 3 nyawa dari mahasiswa UMI. Tiga korban tewas antara lain, Syaiful Bya, (21) mahasiswa teknik arsistektur UMI. Ia ditemukan meninggal di sungai Pampang, dengan luka memar di bagian dada dan belakang seperti bekas pukulan pada 24 April 1996. Kemudian Andi Sultan Iskandar (21) mahasiswa ekonomi akuntansi UMI yang meninggal dengan luka pada dada bagian kiri bekas tusukan benda tajam. Terakhir adalah Tasrif, (21) mahasiswa ekonomi studi pembangunan UMI, meninggal akibat benda keras dan dibunuh kemudian ditenggelamkan di sungai Pampang.
Dua mahasiswa ekonomi yang menjadi korban adalah kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Rayon Ekonomi (RE) UMI.
Untuk mengenang kembali sejarah perjuangan mahasiswa yang gugur di tragedi Amarah, Alumni PMII RE UMI menggelar diskusi dengan tema "Tragedi Amarah 1996 sebagai Cikal Bakal Gerakan Penggulingan Orde Baru 1998", jelas Muhammad Aras Prabowo sebagai anggota pelaksana dari Alumni PMII RE UMI.
Diskusi akan digelar secara virtual melalui aplikasi Cisco Webex Meeting.
"Diskusinya terbuka untuk umum, sahabat-sahabat aktivis di seluruh Indonesia dan para mahasiswa, terkhusus mahasiswa UMI bisa mengakses link berikut: https://meetingsapac13.webex.com/meetingsapac13/j.php?MTID=ma504a976d8da1a4b6fc4830fcd36a8d0 dengan ID: 919991868 dan Password: AMARAH96, jelas Aras.
Narasumber yang menjadi pemantik diskusi adalah Abdul Kadir, S.E merupakan Alumni Ekonomi UMI yang menjadi korban Amarah. Beliau merupakan Anggota DPRD Kabupaten Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur priode 2014-2019 dari partai Golkar juga sekaligus Alumni PMII RE UMI dan Mantan Ketua IKA PMII Kutai Kertanegara.
Pemantik kedua adalah Masrudi Ahmad Sukaepa, S.E politis partai Nasdem Sulawesi Selatan yang turut serta dalam Tragedi Amarah 96.
"Kedua narasumber sangat memahami situasi saat itu", jelas Aras yang juga Mantan Ketua PMII RE UMI. 27/04/20.
Diskusi akan dimulai pukul 21.00 WITA 28 April 2020 pada hari selasa malam rabu. Dan peserta bisa bergabung 10 menit sebelum dimulai. Harapannya bahwa semoga diskusi Alumni PMII RE UMI yang digelar setiap minggu bisa memberi wawasan kepada seluruh peserta, termasuk pemahaman yang komprehensif mengenai kronologis dan dampak tragedi Amarah 96, tutup Aras.(Rls/Map)