RAMADHAN,--Wakil Ketua Lembaga Dakwah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama(PBNU) KH Misbahul Munir mengingatkan siapa pun agar tidak hanya memperhatikan kesehatan fisiknya, tetapi juga kesehatan jiwanya karena keadaan jiwa seseorang memengaruhi perilakunya.
"Sering di antara kita kalau sakit buru-buru cari dokter: sakit kepala mana obat, sakit perut mana dokter, tetapi ketika jiwa kita ada sakit, ada penyakit hati, kita gak sadar. Padahal kalau jiwa kita kotor, maka memengaruhi kepada perilaku yang lain," kata Kiai Misbah di Masjid Nurus Salam Sunter, Jakarta Pusat, Ahad (12/5).
Tentang penyakit hati ini, menurutnya, Rasulullah mengingatkan agar menghindari tiga penyakit hati yang dapat membinasakan manusia, yakni pelit (kikir) yang diikuti, hawa nafsu yang tak terkendali, dan ujub (bangga terhadap dirinya).
"Mari kita jaga jangan sampai tiga penyakit ini merasuk (dalam hati kita)," ucapnya.
Pertama, pelit yang diikuti. Menurutnya, jika seseorang sekadar pelit tidak dipersoalkan karena Allah sendiri menyatakan bahwa manusia memiliki karakter pelit. Namun, ketika seseorang yang memiliki harta, tetapi tidak mau dikeluarkan untuk zakat, maka itu yang tidak diperbolehkan.
"Yang dilarang itu pelit yang dituruti," ucapnya.
Kedua, hawa nafsu yang tak terkendali. Ia mengatakan, puasa merupakan momentum bagi setiap orang untuk mengekang hawa nafsu dan bukan mematikannya. Seseorang dikatakan manusia karena memiliki unsur hewan, dan malaikat.
"Persoalannya adalah bukan membuang hawa nafsu, tetapi mengendalikan hawa nafsu," ucapnya.
Ketiga, ujub. Beberapa contoh ujub seperti seseorang yang bangga terhadap ibadahnya atau nasabnya. Menurutnya, penyakit ujub dapat membuat hidup siapa pun terperosok.(Husni Sahal/Abdullah Alawi/ NU online)