BNPT; Dorong Peran Pemuda dalam Mencegah Radikalisme dan Terorisme |
NASIONAL,--Isu terorisme bukanlah issu baru bagi bangsa ini, sejak tahun 2001 kata terorisme menjadi ikon dalam berita. Serangan bom di Jl MH Thamrin pada hari kamis tanggal 14 Januari 2016 atau lebih dikenal serangan bom sarinah, bom Molotov di samarinda di gereja Oikumene sengkotek Kalimantan Timur, Bom bunuh diri di mapolresta Surakarta, ledakan bom di bandung di sebuah rumah kontrakan Kampung Kubang Beureum, dan yang terbaru adalah Bom gereja di Surabaya dan Sidoarjo Jawa Timur 13 mei 2018 semua berhubungan dengan kaum muda. Bahkan sampai sekarangpun masih menjadi perbincangan hangat.
Oleh karenanya, Roedy Widodo selaku Kasubdit Pemulihan Korban Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dalam sambutannya menyatakan bahwa Pemuda sangat erat kaitannya dengan gerakan teroris ini, banyak sekali kejadian-kejadian terorisme yang berhubungan erat dengan pemuda.
“BNPT memberikan perhatian yang sangat serius, karena merupakan bahaya laten yang perlu menjadikan atensi bersama” jelasnya.
Selain itu, Gubernur Maluku yang diwakili oleh Asisten II Dra. Soamole, M. Si bahwa terorisme merupakan kejahatan yang luar biasa (extraordinary crime), karena berdampak sangat fatal dalam tatanan kehidupan masyarakat, bangsa dan negara maupun swasta serta menimbulkan trauma dan ketakutan yang dirasakan oleh segenap lapisan masyarakat.
Aksi terorisme terus mengalami perubahan, baik yang mengakut modus, bentuk ancaman, jaringan maupun sasaran dan target aksi teror, hal ini jelas patut dikhawatirkan adalah pergeseran paradigma dari sasaran ke arah fisik kepada pola pikir masyarakat paham ideologi.
Sehubungan dengan perubahan paradigma tersebut Ibu Soamole menyatakan perlu sebuah persepsi kita bersama bahwa upaya pencegahan radikalisme dan terorisme bukan hanya merupakan tugas dan tanggung jawab pemerintah saja, melainkan juga merupakan tugas dan tanggung jawab kita bersama sebagai anak bangsa Indonesia, terlebih khusus kepada para generasi muda pelajar SMA/MA dan Sederajat sebagai sarana pemberi edukasi dan informasi yang baik kepada segenap lapisan masyarakat sangat diharapkan untuk ikut berperan aktif dalam melakukan upaya pencegahan radikalisme dan terorisme melalui karya-karya terbaiknya yang penuh kearifan dan nilai-nilai manusiaan yang merindukan kedamaian.
Sejalan dengan yang disampaikan Ibu Soamole, Roedy Widodo menegaskan bahwa pemuda yang maju adalah pemuda yang memiliki kemampuan inovasi dan kreativitas yang tinggi, yang mampu mengatasi pelbagai persoalan yang dihadapinya dan memiliki kompetensi sehingga mampu bertahan dan unggul dalam menghadapi persaingan global. Pemuda yang maju adalah pemuda yang mampu berfikir positif, yang senantiasa terus berorientasi pada kejayaan bangsanya demi keunggulan dan kegemilangan masa depan, tidak mudah menyerah, bertanggungjawab dan senantiasa melakukan yang terbaik untuk dirinya, masyarakatnya dan untuk bangsanya.
“Khususnya ikut berperan aktif dalam pencegahan faham radikalisme dan terorisme dalam masyarakat maupun di Dunia Maya”, tutup Roedy dalam kegiatan diskusi film dan lomba video pendek dengan tema “satu Indonesia” di Biz Hotel 25/04/2019.(map/Rls)