Abdul Wahid Nara; mantan aktivis KPMP dan Mantan ketua KNPI Pinrang |
PINRANG,--Hidup ini merupakan pertarungan. Setiap pemimpin harus bisa menjadi petarung yang andal. Bukan sekadar bertarung melawan orang lain, namun juga bertarung melawan dirinya sendiri.
Pesta demokrasi Pilkades Serentak dibeberapa desa se Kab. Pinrang 28 Februari 2019 telah usai tentu ada menang ada yang kalah dan itulah konsekwensi sebuah pertarungan.
Sebagai pertarung yang propesional harus siap terhadap dua hal tersebut, Seperti sebuah halnya pertarungan bebas, dari sudut biru ingin menjatuhkan lawannya dan begitu pula dari sudut merah juga ingin menjatuhkan lawannya.
mereka bertarung di atas ring atau arena pertandingan dengan sekuat tenaga. dan akhirnya salah satu di antaranya akan menerima kekalahan dan yang satu akan menerima kemenangan.
Yang menang adalah dia yang punya kapasitas lebih dari musuhnya dan dia yang kalah bukan berarti dia lemah, tetapi mungkin ada sesuatu hal yang membuat ia kalah. Semisal kalah teknik, taktik, strategi dan kekuatan. Sehingga mesti melakukan evaluasi dari kekalahannya.
Sebagai satu kontestasi, pertarungan, pertandingan atau apa pun itu namanya pastilah akan berakhir dengan dua kemungkinan, yaitu menang atau kalah. Yang harus diingat, tidak mungkin semuanya menang dan tidak mungkin pula semuanya kalah.
Sudah pasti salah satunya akan keluar sebagai pemenang dan yang lainnya harus menelan kekalahan. Maka kunci utama para petarung sejati itu adalah berjiwa besar dan siap menerima kekalahan, karena kalau kemenangan itu semua bisa menerimanya.
Yang paling penting adalah janganlah memaknai kekalahan itu sebagai kegagalan, karena pada hakikatnya kekalahan itu bukanlah kegagalan, tapi kekalahan adalah hikmah dari pada Allah sebagai perintah kepada kita untuk melakukan evaluasi maupun introspeksi diri.
Kalah-menang ‘sunnatullah’
Kekalahan bisa saja berubah menjadi kemenangan, tergantung bagaimana kita menyikapinya. Kapan kekalahan itu akan berubah wujud menjadi kemenangan, tentunya ketika kita sudah bisa memahami bahwa menang dan kalah itu adalah sunnatullah.
Maka orang-orang yang sudah menganggap kalah-menang sunnatullah ia akan mengakui kemenangan lawan dan ia pula akan mengakui kekalahan dirinya. Maka hanya orang-orang berjiwa kerdillah yang akan menyembunyikan kesalahannya dan selalu mencari-cari kambing hitam.
Terimalah segala keputusan Allah dengan kesabaran, lapang dada, dan jangan putus asa. Teruslah berjuang, semoga kekalahan yang kita terima hari ini mengandung hikmah yang tidak terkira di sisi Allah Swt, yang apabila kita tahu akan hikmahnya maka justru kita sendiri yang akan berdoa agar tidak terpilih.
Dan untuk yang terpilih pada Pilkades kali ini, diucapkan selamat mengembang amanah, dan jangan terlalu eforia terhadap sebuah kemenangan, karena anda akan memasuki babak baru untuk melaksanakan amanah rakyat.
Pemimpin amanah selalu sejalan dengan konstitusi yang mendahulukan kepentingan umum dari pada kepentingan pribadi. Selalu berpihak kepada rakyat (all of the people’s).
Pemimpin yang amanah selalu mengedepankan kepentingan rakyat, dari pada kepentingan pribadi, kepentingan golongan dan kepentingan orang tertentu.
Tantangan kepala desa kedepan di zaman ini jauh lebih besar sehingga perlu mempersiapkan diri dalam menata desa melalui berbagi potensi yang dimiliki desa tersebut, membangun desa dengan mangelolah keuangan secara transparan dan akuntabel serta berbagai aspek.
Menjadi seorang pemimpin di lingkup Pemerintahan Desa, memang tidak mudah, dan menjadi tantangan tersendiri bagi seorang Kepala Desa.
Disamping itu, tuntutan masyarakat yang sangat mendambakan seorang pemimpin (Kepala Desa) yang mau bekerja keras, merakyat, terbuka, bijaksana, aktif, serta bertanggung jawab dalam pemerintahan.
Selamat bagi yang terpilih semoga bisa menjalankan amanah dengan baik sesuai harapan masyarakat.
penulis : Abdul Wahid Nara, Mantan aktivis KPMP dan KNPI Pinrang