jembatan bamba di pinrang, kecamatan batulappa, tepatnya di kelurahan kassa. |
SUARA MAHASISWA,--Masih ingatkah kita pada sebuah jembatan bamba di pinrang, kecamatan batulappa, tepatnya di kelurahan kassa. Jembatan yang dulunya menghabiskan anggaran 2,4 Milyar untuk dibangun dan selesai pada tanggal 10 oktober 2011 kemudian runtuh sehari setelah diresmikannya pada bulan november 2011.
Disisi lain setelah ambruknya jembatan tersebut kemudian para warga membangun jembatan kayu disamping bangkai jembatan 2,4 milyar tersebut sebagai alternatif penghubung, dan ternyata jembatan kayu tersebut beroprasi cukup lama, kurang lebih 5 tahun sebelum dinon-aktifkan,
Setelah 7 tahun lamanya bangkai jembatan 2,4 milyar tersebut serasa sudah menjadi hal yang sangat tidak asing ketika melintasi daerah tersebut, sebab jembatan 2,4 milyar itu belum juga dibongkar bangkainya, masyarakat setempat ternyata sudah berulang kali turun aksi. baik kepada pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU), Kepolisian, maupun Pemerintah Daerah untuk disegerakan pembongkarannya, namun hanya segelintir jawaban dan juga sejuta janji yang diterima.
Resahnya masyarakat setempat diakibatkan karena bangkai jembatan 2,4 milyar itu membendung keseluruhan sisi sungai hingga mengakibatkan naiknya air pada pemukiman warga.
Hal ini terjadi setiap musim penghujan tiba. Salah satu aksi pembongkaran jembatan 2,4 milyar terjadi pada 16 oktober 2015, desakan ratusan warga pasca banjir yang menggenang puluhan rumah di kelurahan kassa. Aksi tersebut direspon oleh pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU) yang kemudian mengatakan siap mengangkat bangkai tersebut.
Dengan berbagai alasan yang dikutip dari tribun timur, Dinas Pekerjaan Umum (PU) kemudian mengatakan kami tinggal menunggu perintah dan kesepakatan dari pihak kepolisian dan kejaksaan untuk membongkar jembatan tersebut karena masih terkait masalah hukum. jelasnya,
kami takut menghilangkan barang bukti, dan dari kutipan lain tribun timur kasus dari jembatan bamba tersebut sudah selesai namun sampai sekarang jembatan bamba masih berada ditempat yang sama.
Bangkai jembatan 2,4 milyar serasa telah dilupakan. Sudah tidak diperhatikan lagi, bahkan mungkin dianggap sudah tidak ada. Karena bangkai jembatan 2,4 milyar tersebut tidak lagi dikunjungi pihak Dinas Pekerjaan Umum (PU), Kepolisian, Kejaksaan, apalagi Pemerintah Daerah.
Saya selaku warga kecamatan batulappa mengharap kepada pihak-pihak yang bersangkutan agar kiranya memperhatikan kembali bangkai jembatan 2,4 milyar tersebut.
Mendengarkan keluhan keresahan dan penyampaian (Advokasi) masyarakat setempat demi kenyamanan bersama.
Wallahu a’lam bishawab
Minallahi musta’an wa’alaihi tiqlan
Penulis : Muh Harun Hamid/Kader Ikatan Mahasiswa Daru Da’wah Wal-Irsyad (IMDI)