Penulis : wandy renaldy |
Ramadhan Sebagai Ajang Bermuhasabah
OPINI,--Ramadhan kini telah tiba, maka di bulan yang penuh berkah ini, ummat muslim di seluruh penjuru dunia melaksanakan ritual puasa . puasa ramdhan merupakan momentum yang sangat istimewa bagi kita untuk bermuhasabah atas segala peristiwa dan berbagai cobaan yang menimpa kehidupan kita.
kita sering kali di hadapkan dengan berbagai tragedi kehidupan dalam keseharian namun kita belum menyadari semua itu sepenuhnya sebagai cobaan atau ujian yang memang diberikan tuhan kepada ummat manusia di muka bumi, agar sadar atas perbuatannya dan mau memperbaiki diri dengan tindakan yang sesuai dengan seruan hati nurani , bukan mengedepankan logika atau ke egoisan.
oleh karna itu , pada bulan yang bertabur berkah ini warga muslim di tuntut bisa membersihkan batinnya dari segala aspek kehidupan yang menyimpang, seperti berbohong,dzalim,korupsi dan berbagai bentuk tindakan lainnya ini semua demi menuju makrifat hidup yang lebih bermakna , yakni kehidupan yang sesuai dengan tuntutan risalah agama .
maka dari itu di kesempatan yang istimewa ini ummat muslim di dorong untuk lebih mengoptimalisasikan diri dalam bentuk spritualitasnya kepada sang khaliq ditengah berbagai kegersangan hidupyang selalu mengedepankan kepentingan ekonomi ,politik serta perebutan kekuasaan inilah saat yang tepat bagi kita untuk mengasah spritualitas kita dalam menjalani ibadah sepanjang satu bulan kedepan .
ramadhan sungguh merupakan bulan yang penuh hikmat dan bertabur berkah bagi manusia di seluruh dunia, tak terkecuali bagi bangsa ini .oleh karna itu, sudah sepatutnya bagi kita untuk bermusahabah agar dapat memahami berbagai peristiwa dan tragedi hidup yang selalu menimpa diri kita. bencana alam , tragedi politik , bom bunuh diri , persoalan kemiskinan , naiknya harga sembako , dan meningkatnya kasus korupsi akhir akhir ini , ini menjadi contoh nya kepedihan bangsa kita.
Maka, sesungguh naif jika sebagai warga muslim indonesia kita tidak bisa menyadari semua itu. karna bagaimna manapun peristiwa yang terjadi pada diri kita adalah bagian dari efek diri tindakan kita itu sendiri yang sering salah langkah . bencana alam itu terjadi karna memang ulah manusia yang sudah tidak menghiraukan tuntunan agama demi mengejar kepentingan dirinya sendiri.
maka , hal itu sudah sepatutnya untuk kita reflesiakan dan renungkan kembali dengan tujuan agar kita dapat menyadari dan segera bertindak sesuai dengan isyarat hati nurani. tetapi perlu diketahui terlebih dahulu dalam melakukan bermusahabah membutuhkan keseriusan dari diri kita sendiri guna dapat menyelami spiritualitas muhasabah yang kita lakukan , jadi di bulan ramadhan adalah jalan yang akan membinbim kita dalam menuju kesempurnaan muhasabah. puasa di bulan suci ramadhan juga menjadi penyejuk spritualitas kehidupan manusia menuju derajat hidup yang lebih tinggi.
Berpikir adalah bahagian dari muhasabah. Berpikir sebelum bertindak dan beramal adalah hal yang patut untuk dilakukan. Bahkan, sebagian ulama menyatakan bahwa hendaknya seseorang berhenti sejenak, merenung di saat pertama munculnya keinginan untuk melakukan sesuatu. Tidak bersegera kepadanya sampai benar-benar jelas baginya bahwa melakukannya lebih baik daripada meninggalkannya.
Hasan Al-Bashriy bahkan mendoakan orang yang bermuhasabah sebelum beramal. Beliau berkata,“semoga Allah merahmati seorang hamba yang berpikir di saat pertama ia melakukan sesuatu. Jika itu karena Allah, ia lanjutkan, dan jika bukan karenanya, ia menangguhkannya.” Maka, hal ini disebut dengan muhasabah sebelum beramal.
pada momentum bulan ramadhan kali ini pula, warga muslim diharapkan bisa menata kehidupan yang lebih baik lagi . kehidupan yang dulu nya terkotak kotak dan terpecah -pecah setidaknya dapat di bangun melalui kebersamaan di bulan ramadhan ini.
toleransi dalam kehidupan ummat manusia setidaknya dapat ditegakkan dengan jalan spiritualitas puasa . imam al ghazali, dalam kitabnya , Minhajul Abidin ,menjelaskan , bahwa puasa ramadhan merupakan jihat yang sebenarnya untuk melawan hawa nafsu dari tindakan yang dapat merugikan diri kita maupun bagi kehidupan orang lain.
puasa ramadhan menjadi media pengendali nafsu jahat manusia ( Nafsul Ammarah ) dengan menegakkan nafsu baiknya ( Nafsul Awwamah ). puasa yang kemudian akan menbentuk pola pikir manusia untuk berbuat baik terhadap sesamanya dan puasa ramadhan juga akan menjadi energi bagi manusia untuk menjalakannya. (*)
Penulis : wandy renaldy