 |
| Ket foto : Prof Nurdin Abdullah penuhi satu-persatu undangan masyarakat untuk bertatap muka. Kali ini Calon Gubernur Sulsel Nomor Urut 3 Prof HM Nurdin Abdullah menyapa warga di Pasar Agro dan Pasar Sudu Enrekang. |
Prof HM Nurdin Abdullah Sapa Warga Di Pasar Tradisional Enrekang.
ENREKANG – Di awal bulan suci ramadhan, Prof Nurdin Abdullah penuhi satu-persatu undangan masyarakat untuk bertatap muka. Kali ini Calon Gubernur Sulsel Nomor Urut 3 Prof HM Nurdin Abdullah menyapa warga di Pasar Agro dan Pasar Sudu Enrekang.
Disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat yang berada di Pasar Agro, Sudu Enrekang, Prof. HM.Nurdin Abdullah merasa sangat bangga dan langsung berdialog dengan masyarakat untuk menyerap seluruh keluhan mereka.
Di Sudu Enrekang Prof HM Nurdin Abdullah lebih dikenal sebahai ahli pertanian. “Inilah ahlinya pertanian. Calon Gubernur yang bisa mensejahterakan petani,” jelas Petani dari Kalosi, Abdul Rasyid, Rabu (23/5/2018).
Prestasi yang diraih melalui tangan dinginnya, Prof HM Nurdin Abdullah sukses menjadikan Bantaeng sebagai kabupaten benih berbasis teknologi. Hasil inovasi rekayasa teknologi di Bantaeng itu ternyata dimanfaatkan oleh petani di Enrekang.
“Sebagian bibit bawang berasal dari Bantaeng. Ada juga teman-teman petani yang menggunakan bibit jagung dan kentang dari Bantaeng,” urai Abdul Rasyid.
Karena itu, katanya, nama Bupati Bantaeng Prof HM Nurdin Abdullah tidak asing lagi bagi mereka.
“Kami sudah lama menunggu kehadiran Prof (HM Nurdin Abdullah). Hanya Prof yang bisa mensejahterakan kami petani. Belum jadi gubernur kami sudah terbantu dengan adanya bibit dari Bantaeng,” katanya.
Sementara Prof HM Nurdin Abdullah menganjurkan kepada petani untuk menggunakan pupuk kandang. “Peluang pasar hasil pertanian organik lebih besar,” katanya.
Guru besar Universitas Hasanuddin di bidang pertanian ini menjelaskan, akan membuat jaringan untuk pasar hasil-hasil pertanian.
“Kita jangan hanya andalankan pasar lokal, jaringan untuk pemasaran kita juga harus dibangun hingga ke pasar Jepang dan Eropa,” pungkasnya. (Rls/*)
