Logo IMDI |
PP IMDI Usulkan Bahaya Terorisme Jadi Mata Kuliah Wajib
PAREPARE,--Aksi bom bunuh diri secara beruntun dalam kurun waktu sepekan terakhir ini menyita perhatian publik. Dengan beragam cara masyarakat menanggapi peristiwa yang memilukan ini, mulai dari mengutuk aksi ini, melakukan doa bersama dan masih banyak lagi lainnya.
Saddang Bakri Selaku Wakil Ketua PP Ikatan Mahasiswa DDI menganggap bahwa rentetan aksi teror ini merupakan puncak dari doktrinasi paham radikalisme. Saddang juga menganggap bahwa hampir semua hasil lembaga survey menunjukkan bahwa perkembangan penyebaran paham radikalisme di lembaga pendidikan cukup tinggi.
Terakhir hasil survey Dari PPIM UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menyebutkan bahwa 37,71% Responden setuju bahwa pemahaman tentang aksi teror bom bunuh diri merupakan jihad islam. Sampel nya di ambil dari 264 guru, 58 dosen, 1522 siswa, 337 Mahasiswa yg tersebar di 34 Provinsi dan 68 Kab/Kota.
"Data ini menjadi warning bagi penyelenggara pendidikan bahwa ternyata kebebasan akademik menimbulkan persoalan baru, hal ini tentunya di perparah oleh mudahnya akses internet bagi setiap peserta didik yang menjadi media penyebaran paham radikalisme. Untuk itu Kami menyarankan agar pemerintah memasukkan bahaya terorisme sebagai mata kuliah dasar di semua perguruan tinggi", Ujar Saddang.
Menurutnya Jangankan yang minim pemahaman tentang islam yang benar, yang sudah punya pengetahuan pun masih dapat goyah.
Jika hal ini tidak mendapatkan perhatian khusus, maka ancaman teror akan terus megintai kita di masa-masa akan datang. PP IMDI pun mengajak kepada seluruh elemen masyarakat untuk bijak dalam menanggapi aksi teror Di 3 gereja ini dengan tidak ikut memposting hal-hal yang berbau propaganda di media sosial. Mari Percayakan kepada aparat untuk mengusut tuntas kasus ini. Ujarnya.(Sdm/Rls*)