[caption width="470" align="alignnone"]Ket foto : Bukit Maddo Barru(foto M.Ilham)[/caption]
BARRU—Nama Bukit Maddo selama beberap bulan terakhir ramai menjadi perbincangan. Ya, dari atas bukit ini pemanadangan alam berupa sungai yang berkelok-kelok sangat memanjakan mata terutama bagi yang hoby berfoto selfie maupun swafoto.
Namun ternyata , Bukit yang berada diketinggian 200 Mdpl ini juga menyimapn potensi wisata lain tidak hanya berupa foto ataupun Camping.
Sepekan kemarin , diam-diam telah dilakukan survey dipimpin langsung oleh penerbang paramotor dan Paralayang senior Muhammad Sujaki yang akrab dipanggil Jaki dan dibantu oleh siswa paramotor n paralayang , Reza dan Abang Hasfan serta dibantu oleh aparat Desa dan warga setempat guna mengembangkan olahragab kedirgantaraan ini di Bukit Maddo.
“Kita sudah pelajari sifat anginnya , cukup potensial, bahkan kami rencanakan segera akan membuka Paralayang untuk umum yang akan dikelola oleh Club Paralayang Maddo (CPM) yang akan dibentuk dalam waktu dekat ,”terang Abang Hafsan, salah seorang Siswa Paramotor, Minggu(3/12/2017).
Abang menjelasakan elevasi bukit titik top take off di bukit berada pada elevasi 200MDPL sedangakn untuk titik landing berupa hamparan sawah y berada pada elevasi 20MDPL .
“Yang artinya ketinggian elevasi dari take off ke landing sekitar 180 meter secara vertical.
Dimana dalam melakukan survei serta penentuan lokasi dan penentuan titik take of f dan landing serta membaca kondisi alam sekitarnya dan arah datangnya angin kecepatan dan lain sebaginya yang merupakan sarat-sarat layak terbang,”urai dia.
Untuk kedepankata Abang, setelah pembenahan lokasi tempat menggelar parasut serta pembuatan jalan menuju ke bukit dan pembangunan beberapa pondok-pondok pendukung lainnya.
“tapi sekarang sudah bisa dibuka untuk umum dengan biaya terbang tandem Rp 400 ribu, namun jika sudah diresmikan sudah akan kami naikkan menjadi Rp 450 sekali terbang,”jelas dia.(*)
Penulis. : Has/Rlis
Editor. : Abdoel
BARRU—Nama Bukit Maddo selama beberap bulan terakhir ramai menjadi perbincangan. Ya, dari atas bukit ini pemanadangan alam berupa sungai yang berkelok-kelok sangat memanjakan mata terutama bagi yang hoby berfoto selfie maupun swafoto.
Namun ternyata , Bukit yang berada diketinggian 200 Mdpl ini juga menyimapn potensi wisata lain tidak hanya berupa foto ataupun Camping.
Sepekan kemarin , diam-diam telah dilakukan survey dipimpin langsung oleh penerbang paramotor dan Paralayang senior Muhammad Sujaki yang akrab dipanggil Jaki dan dibantu oleh siswa paramotor n paralayang , Reza dan Abang Hasfan serta dibantu oleh aparat Desa dan warga setempat guna mengembangkan olahragab kedirgantaraan ini di Bukit Maddo.
“Kita sudah pelajari sifat anginnya , cukup potensial, bahkan kami rencanakan segera akan membuka Paralayang untuk umum yang akan dikelola oleh Club Paralayang Maddo (CPM) yang akan dibentuk dalam waktu dekat ,”terang Abang Hafsan, salah seorang Siswa Paramotor, Minggu(3/12/2017).
Abang menjelasakan elevasi bukit titik top take off di bukit berada pada elevasi 200MDPL sedangakn untuk titik landing berupa hamparan sawah y berada pada elevasi 20MDPL .
“Yang artinya ketinggian elevasi dari take off ke landing sekitar 180 meter secara vertical.
Dimana dalam melakukan survei serta penentuan lokasi dan penentuan titik take of f dan landing serta membaca kondisi alam sekitarnya dan arah datangnya angin kecepatan dan lain sebaginya yang merupakan sarat-sarat layak terbang,”urai dia.
Untuk kedepankata Abang, setelah pembenahan lokasi tempat menggelar parasut serta pembuatan jalan menuju ke bukit dan pembangunan beberapa pondok-pondok pendukung lainnya.
“tapi sekarang sudah bisa dibuka untuk umum dengan biaya terbang tandem Rp 400 ribu, namun jika sudah diresmikan sudah akan kami naikkan menjadi Rp 450 sekali terbang,”jelas dia.(*)
Penulis. : Has/Rlis
Editor. : Abdoel