LIFESTYLE--Di Indonesia, limbah menjadi permasalahan krusial yang banyak diperbincangkan. Yang terparah, limbah bahkan disebut-sebut sebagai masalah kultural yang dampaknya mengena pada banyak sisi kehidupan.
Tetapi, tidak di mata Sutriana, mahasiswi jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Alauddin Makassar yang dinyatakan lolos 10 besar, ke Grand Final Biology Competition 2017 yang dilaksanakan HIMBIO Oryza Sativa UIN Syarif Hidayatullah di Jakarta.
Ia memandang limbah sebagai sesuatu yang masih bisa dimanfaatkan. Sebagaimana penelitiannya yang berjudul "Pemanfaatan Limbah Organik Rumah Makan sebagai Energi Alternatif pada Traffic Light di Indonesia".
Sutriana menjelaskan, inovasi pemanfaatan limbah miliknya dilakukan dengan cara mengonversikan biogas menjadi listrik sebagai bahan energi alternatif pada traffic light.
Lebih lanjut, ia menerangkan bahwa traffic light yang aktif setiap saat tanpa henti, akan memakan biaya tagihan listrik yang tidak sedikit.
"Bayangkan saja, salah satu kabupaten di Indonesia mengeluarkan anggaran sekitar Rp400 juta per bulan untuk membayar tagihan listrik traffic light ke PLN.
Pengeluaran sebesar itu bisa dikurangi, salah satunya lewat pemanfaatan limbah organik.
Selanjutnya dia berharap, pemanfaatan limbah tersebut dapat direalisasikan ke depannya.
"Selain mengurangi limbah organik dengan skala besar, juga baik untuk pengalihan anggaran dana negara yang kebanyakan dialokasi untuk membayar tagihan listrik dari penggunaan traffic light," tandasnya. (rls).