-->

Notification

×

Indeks Berita

Klik Gambar Untuk Mendengarkan

​SAHABAT NEWS : Ciptakan Budaya Politik Yang Santun Dan Beretika

Jumat, 02 Juni 2017 | Juni 02, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2018-03-14T02:35:57Z
[caption width="480" align="alignnone"]Penulis : Abdul Wahid Nara (ketua umum KNPI Pinrang)[/caption]


OPINI -- Budaya politik merupakan bentuk aspirasi, harapan, preferensi, dan prioritas tertentu dalam menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh perubahan sosial politik. 



Apalagi jelang Pilkada serentak 2018 diberbagai daerah khususnya di Pinrang suhu politik cenderung tinggi sehingga penulis tergelitik juga untuk sumbang saran dan perlu saling mengingatkan agar dapat menggunakan budaya politik santun, bersih dan beretika dalam rangka memperkokoh kehidupan bermasyarakat menuju Pinrang yang lebih Sejahterah, lebih maju, lebih aman.



 Pertama, etika politik dan pemerintahan mengandung misi kepada setiap pejabat dan elite politik untuk bersikap jujur, amanah, sportif, siap melayani, berjiwa besar, memiliki keteladanan, rendah hati, dan siap untuk mundur dari jabatan publik apabila ingkar janji dan bersalah. 



Kedua, perlu dilakukan upaya penanaman suatu kesadaran bahwa politik yang hendak kita perjuangkan bukan semata politik kekuasaan, melainkan suatu politik yang mengedepankan panggilan pengabdian demi kesejahteraan masyarakat luas, dialektika antara partai dan politikus serta masyarakat yang kritis. 



Ketiga, budaya politik santun, bersih dan beretika ini diperlukan karena dapat membuat para elite politik menjauhi sikap dan perbuatan yang dapat merugikan daerah.



Akhirnya, disarankan para elit politik, aktivis LSM, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, tokoh agama untuk tetap menjadi teladan. Bukan justru jadi pemicu terjadinya kampanye hitam, saling menghujat, mengungkit kekurangan rivalnya yang dibumbui fitnah. Bahkan dimedia sosial kita sudah dipertontonkan budaya yang tidak sesuai dengan kultur daerah kita, saling menghina, fitnah, hujat, saling curiga dll.



Dan kepada masyarakat tentu telah berpengalaman dua kali Pilkada Lansung menjadi pelajaran besar bagi kita bahwa berbeda pilihan itu biasa, jangan terlalu dibawa dalam perasaan terbawa arus dengan konflik kepentingan yang pada akhirnya kita rugi sendiri.



Rakyat setengah mati dibawah konflik dan bahkan hingga hari ini mungkin ada yang bertetangga masih konflik, berteman belum akur, family masih renggang karena beda pilihan, namun elit karena kepentingan politik sudah sama mereka sudah adem ayem dan dibawah masih gontot-gontotan.


Bahkan yang lebih ironi lagi kadang yang dia dukung sudah menikmati hasil pilkada justru lawan politiknya yang memetik hasil sementara pendukungnya yang bekerja dibawah hanya gigit jari.



Jadi diharap mari berpolitik santun dan beretika, janganlah saling mencederai, semua calon tentu terseleksi dengan baik, Partai pengusung tentu tidak mungkin mencalonkan kalau tidak baik. Dan mari memilih yang terbaik diantara yang baik.



Yang jadi petani tetaplah menjadi petani yang baik, kontraktor tetap kontraktor yang baik, pns tetap pns yang profesional, begitu pula profesi yang lain.



Mari ciptakan budaya politik yang santun dan beretika. Pilihan kita tentu menginginkan pemimpin Pinrang kedepan mesti lebih baik dari yang sekarang dan maupun yang sebelumnya.

Selamat berdemokrasi....hentikan saling mencederai.(*)




Penulis : Abdul Wahid Nara (Ketua KNPI Pinrang)

Editor    : Abdoel

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update