[caption width="465" align="alignnone"]Ket Foto : Foto Bersama Yasser Latief Dengan Peserta Seminar dan Pelatihan Jurnalistik "Digelar PijarNews"[/caption]
PAREPARE -- Yasser Latief (YL) menjadi keynote speaker pada seminar dan pelatihan jurnalistik tingkat lanjut, yang digelar Pijarnews di BPH Umpar, Minggu 21/5. YL membawakan materi dengan tema ‘Jurnalis sebagai pilihan pengabdian’.
Mantan jurnalis Harian FAJAR itu memaparkan, bagaimana tantangan hidup yang kerap dialami seorang jurnalis. Secara garis besar, YL menguraikan sikap wartawan yang senantiasa menjaga integritas, dibanding wartawan yang dia istilahkan ‘menjaga isi tas’.
“Belasan tahun saya jadi jurnalis, dan setelah sekian lama saya menyaksikan sendiri bahwa jurnalis yang menjaga integritas hingga kini masih eksis, dihormati. Sementara wartawan yang sekadar mementingkan isi tas, kehidupannya masih begitu-begitu saja,” urai YL.
Dia mengungkapkan, pertarungan terbesar seorang jurnalis adalah bagaimana mereka memilih antara idealisme dan pragmatisme. “Yang pragmatis, pada akhirnya hanya akan menjadi pecundang,” tegas Yasser.
YL juga menceritakan awal mula dirinya terjun menjadi ketua KPU hingga saat ini menjadi developer perumahan. YL menguraikan bagaimana wawasan jurnalistik banyak membantu dirinya dalam melakoni pekerjaannya. “Jadi jangan ragu menjadi seorang jurnalis. Tentu seorang jurnalis yang menjaga integritas dan idealismenya,” tandasnya.
Setelah pemaparan materi, ada tanya jawab antara YL dengan para peserta yang jumlahnya mencapai 50 orang. Diakhir sesi, para peserta memanfaatkan kehadiran YL untuk berfoto bersama. (*)
Penulis :(Ris/Pijar)
PAREPARE -- Yasser Latief (YL) menjadi keynote speaker pada seminar dan pelatihan jurnalistik tingkat lanjut, yang digelar Pijarnews di BPH Umpar, Minggu 21/5. YL membawakan materi dengan tema ‘Jurnalis sebagai pilihan pengabdian’.
Mantan jurnalis Harian FAJAR itu memaparkan, bagaimana tantangan hidup yang kerap dialami seorang jurnalis. Secara garis besar, YL menguraikan sikap wartawan yang senantiasa menjaga integritas, dibanding wartawan yang dia istilahkan ‘menjaga isi tas’.
“Belasan tahun saya jadi jurnalis, dan setelah sekian lama saya menyaksikan sendiri bahwa jurnalis yang menjaga integritas hingga kini masih eksis, dihormati. Sementara wartawan yang sekadar mementingkan isi tas, kehidupannya masih begitu-begitu saja,” urai YL.
Dia mengungkapkan, pertarungan terbesar seorang jurnalis adalah bagaimana mereka memilih antara idealisme dan pragmatisme. “Yang pragmatis, pada akhirnya hanya akan menjadi pecundang,” tegas Yasser.
YL juga menceritakan awal mula dirinya terjun menjadi ketua KPU hingga saat ini menjadi developer perumahan. YL menguraikan bagaimana wawasan jurnalistik banyak membantu dirinya dalam melakoni pekerjaannya. “Jadi jangan ragu menjadi seorang jurnalis. Tentu seorang jurnalis yang menjaga integritas dan idealismenya,” tandasnya.
Setelah pemaparan materi, ada tanya jawab antara YL dengan para peserta yang jumlahnya mencapai 50 orang. Diakhir sesi, para peserta memanfaatkan kehadiran YL untuk berfoto bersama. (*)
Penulis :(Ris/Pijar)