[caption width="440" align="alignnone"]Ka.Kanwil Kemenag Sulsel H. Abd. Wahid Thahir[/caption]
MAROS -- kegembiraan bercampur rasa haru menyelimuti para santri dan orangtuanya dalam acara Milad ke XV dan penamatan Santri/Wati ponpes Nahdlatul Ulum Maros karena hari itu (Kamis, 25 Mei 2017)
Acara yang mengambil tema Santri sebagai pelopor Islam Washatiyah dan Moderat menurut Anregurutta KH Sanusi Baco selaku pembina dan pimpinan pondok pesantren Nahdlatul Ulum Maros merupakan sebuah tanda pencapaian tahunan yang dimana saat ini merupakan tahun ke 15 sejak pesantren ini didirikan
Menurut Anregurutta yang juga Ketua MUI Sulsel ini, bahwa fenomena zaman saat ini sungguh sangat memperihatinkan, olehnya itu kita semua memiliki tanggungjawab untuk membentengi generasi kita dari segala bentuk pengaruh negatif yang mengikutinya, menanamkan pondasi keagamaan yang kuat adalah salah satu solusinya, karena saat ini kita bukan hanya menginginkan kecerdasan atau kepintaran semata, lebih daripada itu, kita membutuhkan akhlaq dan moral keagamaan yang baik, ini soal tanggungjawab dunia akhirat, pesan beliau dalam pidato miladnya.
Pesantren Nahdlatul Ulum Maros saat ini membina santri dan santriwati di tiga jenjang pendidikan yakni Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah yang jumlahnya sampai saat ini hampir 800 orang santri (Wati) dengan jumlah alumni sudah mencapai angka ribuan. Dan sudah ratusan alumni yang melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi terkemuka baik dalam negeri maupun luar negeri, ini berkat bantuan dan doa kita semua, kata Anregurutta yang saat ini masih menjabat sebagai ketua dewan Syuro PWNU Sulsel.
Sejumlah tamu undangan penting hadir di cara milad dan penamatan diantaranya Ka.Kanwil Kemenag Sulsel, Rektor UIM Makassar, Bupati Pangkep, Sekda Maros, Komandan Kodim, Kapolres, Ka.Kankemenag Maros sejumlah Alim Ulama dan Ratusan Orangtua Santri yang dinyatakan lulus 100 persen tahun ini.
Ka.Kanwil Kemenag Sulsel H. Abd. Wahid Thahir merasa bersyukur karena Ponpes Nahdlatul Ulum yang dipimpin dan dibina oleh AGH. Sanusi Baco telah memasuki usia yang Ke 15 tahun. Meskipun usianya masih tergolong muda dibanding pondok pesantren yang besar di Sulsel seperti DDI, As'adiyah, IMMIM, akan tetapi sudah memperlihatkan prestasi dan membuktikan prestisenya.
Kakanwil juga menaruh harapan besar akan keberadaan dan kiprah Ponpes Nahdlatul Ulum ini, akan membentuk dan melahirkan generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan khususnya di Sulsel, karena suatu negara atau daerah akan menjadi lebih baik bila masyarakatnya dipimpin oleh sosok santri, harapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hj. Majdah Muhyiddin Zain Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) dan Ketua Muslimat NU Sulsel, beliau mengatakan dengan tegas bahwa Pondok Pesantren Lebih Baik dan Lebih Baik Pesantren, sebagaimana tagline Madrasah di Kementerian Agama.
Beliau percaya bahwa Solusi terbaik untuk kebaikan bangsa dan negara serta agama ini ke depan adalah para santri yang hari ini di didik dipesantren karena mereka sudah memiliki bekal ilmu pengetahuan yang Paripurna baik ilmu umum maupun ilmu agama. Dan di 100 tahun kemerdekaan Indonesia , negara kita diprediksi menjadi negara adidaya di dunia, dan yang akan mengantar kita ke arah sana adalah santri santriwati kita saat ini, ucap Istri Wagub Sulsel ini optimis.
Sementara itu Bupati Pangkep H. Syamsuddin Hamid yang didaulat memberikan kesan dan pesan selaku orang tua santri menyatakan bahwa beliau yajin dan percaya pesan Gurutta Sanusi Baco bahwa kalaulah kita tidak bisa menjadi orang pintar, cukuplah menjadi orang baik. Dan Untuk menjadi pintar dan baik salah satu tempat yang pas adalah lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, maka wajar jika saya mempercayakan anak anak saya untuk dididik di pesantren ini.
selain itu Bupati Kab.Pangkep ini juga menawarkan kerjasama dengan MoU dengan Ponpes Nahdlatul Ulum Maros dalam hal pemberian bantuan pendidikan bagi santri santriwati asal kabupaten Pangkep. (*)
Dilaporkan oleh :
Mawardy Siradj/Pelaksana Subbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Prov Sulsel
Editor : Abdoel
MAROS -- kegembiraan bercampur rasa haru menyelimuti para santri dan orangtuanya dalam acara Milad ke XV dan penamatan Santri/Wati ponpes Nahdlatul Ulum Maros karena hari itu (Kamis, 25 Mei 2017)
Acara yang mengambil tema Santri sebagai pelopor Islam Washatiyah dan Moderat menurut Anregurutta KH Sanusi Baco selaku pembina dan pimpinan pondok pesantren Nahdlatul Ulum Maros merupakan sebuah tanda pencapaian tahunan yang dimana saat ini merupakan tahun ke 15 sejak pesantren ini didirikan
Menurut Anregurutta yang juga Ketua MUI Sulsel ini, bahwa fenomena zaman saat ini sungguh sangat memperihatinkan, olehnya itu kita semua memiliki tanggungjawab untuk membentengi generasi kita dari segala bentuk pengaruh negatif yang mengikutinya, menanamkan pondasi keagamaan yang kuat adalah salah satu solusinya, karena saat ini kita bukan hanya menginginkan kecerdasan atau kepintaran semata, lebih daripada itu, kita membutuhkan akhlaq dan moral keagamaan yang baik, ini soal tanggungjawab dunia akhirat, pesan beliau dalam pidato miladnya.
Pesantren Nahdlatul Ulum Maros saat ini membina santri dan santriwati di tiga jenjang pendidikan yakni Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah yang jumlahnya sampai saat ini hampir 800 orang santri (Wati) dengan jumlah alumni sudah mencapai angka ribuan. Dan sudah ratusan alumni yang melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi terkemuka baik dalam negeri maupun luar negeri, ini berkat bantuan dan doa kita semua, kata Anregurutta yang saat ini masih menjabat sebagai ketua dewan Syuro PWNU Sulsel.
Sejumlah tamu undangan penting hadir di cara milad dan penamatan diantaranya Ka.Kanwil Kemenag Sulsel, Rektor UIM Makassar, Bupati Pangkep, Sekda Maros, Komandan Kodim, Kapolres, Ka.Kankemenag Maros sejumlah Alim Ulama dan Ratusan Orangtua Santri yang dinyatakan lulus 100 persen tahun ini.
Ka.Kanwil Kemenag Sulsel H. Abd. Wahid Thahir merasa bersyukur karena Ponpes Nahdlatul Ulum yang dipimpin dan dibina oleh AGH. Sanusi Baco telah memasuki usia yang Ke 15 tahun. Meskipun usianya masih tergolong muda dibanding pondok pesantren yang besar di Sulsel seperti DDI, As'adiyah, IMMIM, akan tetapi sudah memperlihatkan prestasi dan membuktikan prestisenya.
Kakanwil juga menaruh harapan besar akan keberadaan dan kiprah Ponpes Nahdlatul Ulum ini, akan membentuk dan melahirkan generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan khususnya di Sulsel, karena suatu negara atau daerah akan menjadi lebih baik bila masyarakatnya dipimpin oleh sosok santri, harapnya.
Hal senada juga diungkapkan oleh Hj. Majdah Muhyiddin Zain Rektor Universitas Islam Makassar (UIM) dan Ketua Muslimat NU Sulsel, beliau mengatakan dengan tegas bahwa Pondok Pesantren Lebih Baik dan Lebih Baik Pesantren, sebagaimana tagline Madrasah di Kementerian Agama.
Beliau percaya bahwa Solusi terbaik untuk kebaikan bangsa dan negara serta agama ini ke depan adalah para santri yang hari ini di didik dipesantren karena mereka sudah memiliki bekal ilmu pengetahuan yang Paripurna baik ilmu umum maupun ilmu agama. Dan di 100 tahun kemerdekaan Indonesia , negara kita diprediksi menjadi negara adidaya di dunia, dan yang akan mengantar kita ke arah sana adalah santri santriwati kita saat ini, ucap Istri Wagub Sulsel ini optimis.
Sementara itu Bupati Pangkep H. Syamsuddin Hamid yang didaulat memberikan kesan dan pesan selaku orang tua santri menyatakan bahwa beliau yajin dan percaya pesan Gurutta Sanusi Baco bahwa kalaulah kita tidak bisa menjadi orang pintar, cukuplah menjadi orang baik. Dan Untuk menjadi pintar dan baik salah satu tempat yang pas adalah lembaga pendidikan seperti pondok pesantren, maka wajar jika saya mempercayakan anak anak saya untuk dididik di pesantren ini.
selain itu Bupati Kab.Pangkep ini juga menawarkan kerjasama dengan MoU dengan Ponpes Nahdlatul Ulum Maros dalam hal pemberian bantuan pendidikan bagi santri santriwati asal kabupaten Pangkep. (*)
Dilaporkan oleh :
Mawardy Siradj/Pelaksana Subbag Informasi dan Humas Kanwil Kemenag Prov Sulsel
Editor : Abdoel