-->

Notification

×

Indeks Berita

Klik Gambar Untuk Mendengarkan

​SAHABAT NEWS : AGH Yunus Samad, Memaknai Dan Mengamalkan Berpuasa

Rabu, 31 Mei 2017 | Mei 31, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2018-03-14T02:35:48Z
[caption width="478" align="alignnone"]Ket Foto : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pinrang, AGH Yunus SamadKet Foto : Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pinrang, AGH Yunus Samad[/caption]

PINRANG -- Rasulullah SAW pernah bersabda, Rubba Shaaimin hazhzhuhu min shiyaamihil juu'u wal 'atasyu (Berapa banyak orang berpuasa yang tidak mendapatkan apa-apa, kecuali hanya lapar dan dahaga semata).


Hal itu dikarenakan adanya Ketidakmampuan seseorang dalam menjaga sikap dan tingkah laku saat berpuasa, hingga menyebabkan nihilnya nilai puasa yang dijalankan.


Seperti bergunjing, berkata bohong, mencaci, atau menjalankan perbuatan maksiat lainnya saat tengah berpuasa.


Bagaimana dengan nilai puasanya orang yang tidak salat ?

Apakah sah atau tidak ?

Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Pinrang, AGH Yunus Samad menuturkan, meninggalkan salat itu tak membatalkan puasa secara fiqh.


"Namun soal amalan, tentu Tuhan lebih tahu soal itu," tuturnya saat dikonfirmasi, Minggu (28/5/2017).


Menurut Yunus, meninggalkan salat tak masuk dalam hal yang membatakan puasa.


"Itulah sebabnya, meninggalkan salat itu tak mempengaruhi sah tidaknya puasa," ujar Pimpinan Pondok Pesantren DDI Lerang-lerang, Kecamatan Paleteang, Kabupaten Pinrang ini.


Namun, lanjut Yunus, seyogyanya seorang hamba berpuasa secara khidmat dengan menjalankan segala apa yang diperintah oleh Allah dan menjauhi larangan-Nya. Termasuk tetap mengerjakan salat.


Apalagi, telah dikatakan bahwa begitu bayak orang yang berpuasa hanya menghasilkan lapar dan haus saja, lantaran tingkah laku negatifnya.


"Bisa jadi, orang yang puasa dan tak salat itu masuk dalam kategori tersebut," pungkasnya.(*)



Penulis  : Her/Rlis

Editor     : Abdoel

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update