[caption width="360" align="alignnone"]Ket Gambar : siswa mengantikan peran guru, digantikan oleh siswa. Mereka yang sudah menginjak kelas VI SD, rela mengambil peran sebagai guru untuk mengajarkan adik kelasnya.[/caption]
https://youtu.be/j5RqjeGQ6So
PINRANG -- Menuju Pendidikan berkualitas di Indonesia Tentunya sangat di dambakan masyarakat Indonesia, namun hal itu nampaknya masih sulit didapatkan oleh warga di wilayah pegunungan kabupaten Pinrang sulsel.
Sekolah yang kurang memadai, ditambah dengan minimnya tenaga pengajar yang mendidik siswa.
Hal Inilah terjadi di SD Negeri 152 Mandeangin di Desa Letta, Kecamatan Lembang jadi salah satu potret buruknya pendidikan di pegunungan. Minim guru yang bisa memberi pendidikan yang baik kepada siswa.
Bahkan peran guru, digantikan oleh siswa. Mereka yang sudah menginjak kelas VI SD, rela mengambil peran sebagai guru untuk mengajarkan adik kelasnya.
Gambaran ini terlihat dari video di Facebook atas nama Cilong Liar. Pria bernama lengkap Haidir ini, memperlihatkan seorang , Hidayat murid kelas VI di SD Negeri 152 Mandengain tengah mengajar di kelas II.
Pria yang juga warga Letta ini miris, lantaran tak ada satupun tenaga pengajar. Sehingga siswa yang lebih tua, mengambil peran guru di sekolah itu.
"Kebetulan saya ambil videonya saat Sabtu pagi 8 April, kebetulan pelajaran Matematika. Ini sudah sering terjadi, tetapi kurang menjadi perhatian pemerintah," ungkapnya kepada Awak media , Minggu (9/4/2017) lalu.
Kata dia, hanya kepala sekolah satu-satunya yang mengajar disana. Itupun, menurutnya jarang masuk. Sehingga siswa tak mendapat asupan pengetahuan yang maksimal.
"Kita cuma berharap ada tambahan minimal dua pengajar lagi. Kasihan kalau begini kondisinya," tambahnya.
Anggota DPRD Pinrang Fraksi Golkar, Salmon juga turut mengkritisi hal serupa. Tak hanya di Letta saja, melainkan di wilayah lain seperti di Desa Lembang Mesakada, Sumpirang dan Salisali. Disana sekolah dasar umumnya hanya terdiri dari satu sampai dua guru saja.
Ini pun pernah dia adukan ke Dinas Pendidikan. "Hanya saja tidak pernah di tindak lanjuti. Padahal sudah ada guru yang ditempatkan disana, tetapi tidak pernah masuk karena daerah pegunungan," ungkap Salmon.(*)
Penulis : Har/Sfl
Editor : Abdoel
https://youtu.be/j5RqjeGQ6So
PINRANG -- Menuju Pendidikan berkualitas di Indonesia Tentunya sangat di dambakan masyarakat Indonesia, namun hal itu nampaknya masih sulit didapatkan oleh warga di wilayah pegunungan kabupaten Pinrang sulsel.
Sekolah yang kurang memadai, ditambah dengan minimnya tenaga pengajar yang mendidik siswa.
Hal Inilah terjadi di SD Negeri 152 Mandeangin di Desa Letta, Kecamatan Lembang jadi salah satu potret buruknya pendidikan di pegunungan. Minim guru yang bisa memberi pendidikan yang baik kepada siswa.
Bahkan peran guru, digantikan oleh siswa. Mereka yang sudah menginjak kelas VI SD, rela mengambil peran sebagai guru untuk mengajarkan adik kelasnya.
Gambaran ini terlihat dari video di Facebook atas nama Cilong Liar. Pria bernama lengkap Haidir ini, memperlihatkan seorang , Hidayat murid kelas VI di SD Negeri 152 Mandengain tengah mengajar di kelas II.
Pria yang juga warga Letta ini miris, lantaran tak ada satupun tenaga pengajar. Sehingga siswa yang lebih tua, mengambil peran guru di sekolah itu.
"Kebetulan saya ambil videonya saat Sabtu pagi 8 April, kebetulan pelajaran Matematika. Ini sudah sering terjadi, tetapi kurang menjadi perhatian pemerintah," ungkapnya kepada Awak media , Minggu (9/4/2017) lalu.
Kata dia, hanya kepala sekolah satu-satunya yang mengajar disana. Itupun, menurutnya jarang masuk. Sehingga siswa tak mendapat asupan pengetahuan yang maksimal.
"Kita cuma berharap ada tambahan minimal dua pengajar lagi. Kasihan kalau begini kondisinya," tambahnya.
Anggota DPRD Pinrang Fraksi Golkar, Salmon juga turut mengkritisi hal serupa. Tak hanya di Letta saja, melainkan di wilayah lain seperti di Desa Lembang Mesakada, Sumpirang dan Salisali. Disana sekolah dasar umumnya hanya terdiri dari satu sampai dua guru saja.
Ini pun pernah dia adukan ke Dinas Pendidikan. "Hanya saja tidak pernah di tindak lanjuti. Padahal sudah ada guru yang ditempatkan disana, tetapi tidak pernah masuk karena daerah pegunungan," ungkap Salmon.(*)
Penulis : Har/Sfl
Editor : Abdoel