-->

Notification

×

Indeks Berita

Klik Gambar Untuk Mendengarkan

Cenning Rara, Ayat-Ayat Pemikat Hati Lawan Jenis dari Leluhur Bugis Makassar

Minggu, 23 April 2017 | April 23, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2021-07-13T02:08:33Z
Ilustrasi

KULTUR TRADISI – Baca-baca atau dalam bahasa Bugis dan Makassar disebut doang/paddoangngang. Istilah doang ini kerap merujuk kepada do’a yang digunakan untuk suatu tujuan tertentu yang biasanya disertai dengan syarat dan gerakan-gerakan tertentu pula, dengan menggunakan bahasa Bugis atau Makassar, bahasa Arab, atau gabungan keduanya. Baca-baca tersebut diwariskan oleh leluhur Bugis dan Makassar dari generasi ke generasi yang tergabung dalam satu “bundel” Pappaseng (wasiat/ajaran moral).

“Pappaseng adalah salah satu bentuk sastra lisan yang masih dihayati oleh masyarakat bugis yang merupakan warisan leluhur orang Bugis, diwariskan kepada satu generasi ke generasi berikutnya berisi bermacam-macam petuah yang dapat dijadikan pegangan dalam menghadapi berbagai masalah duniawi maupun ukhrawi,” tulis Syamsu Alam dalam buku ‘Manfaat Pappaseng Sastra Bugis dalam Kehidupan Bermasyarakat, (Makassar: Zamrud Nusantara, 2005).

Pada Kebudayaan Sulawesi selatan, warisan pappaseng dalam bentuk mantra atau do’a-do’a (baca-baca) digunakan dengan tujuan berbeda-beda. Cenning rara, misalnya, yang dalam khasanah kebudayaan masyarakat Bugis dan Makassar ditempatkan sebagai mantra pemikat lawan jenis.

Baca juga: Sejarah Cenning Rara
Kata Cenning rara biasa diartikan oleh masyarakat Sulawesi selatan sebagai “wajah manis”. Kata ‘cenning’ memiliki arti manis dimana dalam pengertian masyarakat Bugis, yaitu wajah yang terlihat manis dan menarik. Do’a yang digunakan tentu memiliki makna yang terkait pada hubungan cinta dan kasih sayang.

Bacaan mantra Cenning rara diwariskan oleh leluhur orang Bugis dan Makassar. Meski begitu, kekuatan mantra Cenning rara bisa berbeda-beda pada tiap orang, baik pengguna maupun objek/sasaran mantranya. Sebabnya, cara kerja mantra yang hendak masuk pada ranah psikis seseorang, jiwa mengenalinya sebagai getaran asing. Maka, yang dilakukan psikis seseorang pun sama dengan tubuh. Yakni menolak dan melawannya.

Jika psikis seseorang kuat, pengaruh mantra dapat ditolak untuk kemudian digagalkan. Namun, jika psikis orang itu lemah, akan terjadi hal sebaliknya, ia akan menerima tujuan mantra Cenning rara.

Lebih jauh, mantra Cenning rara akan bekerja jika lima unsur material (jasmani) dan metafisik penggerak cinta yang dimiliki manusia, tepat mengena unsur dominan dalam jiwa. Sebab setiap orang memiliki nilai dominan di antara unsur watak; unsur naluri, unsur rasio, unsur nafsu, dan unsur emosi. Salah satu unsur yang sangat dominan itulah yang pada akhirnya akan menentukan berpengaruh atau tidak baca-baca Cenning rara.(*)

Berikut ini bacaan mantra Cenning rara dalam bahasa Bugis dan Makassar:

Muhammad makkarawa, Ipatimang ikarawa 
Iyapa namanyameng nyawana.(sebut namanya), Ko iya’ naita mata. 
Barakka’ Kunfayakun 

Artinya:
Muhammad memegang
Fatimah dipegang
Jiwanya “…..” akan tenang
Jika saya yang dilihatnya.
Atas berkahnya….maka jadilah

Laku ba’ra ba’ra sai
ba’rana daeng sijalling
kuni jalling kuni toa
ku ni pasa’la rinringang
ata karaeng memmuji ngaseng
Anging lo anging rewe matuppu sepe-sepe
palettukengnga uddanikku lao ri … (sebut namanya)
narekko mattinroi teddurekka, marekko motoi obbirengnga
narekko ciyai lao, iya’pa lao
Kuniakkangi kuputara nyawanya … (sebut namanya)
kulle tau tau matanna mae ri nakke
nakkepa nacini natuju mata namasannang nyawana
namate’ne pa’mai’na
punna teai nacini, natuju mata mae ri nakke jappo atinna
hancuru bone kambuna
barakka.




Sumber : (GoSulsel.com).

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update