[caption width="440" align="alignnone"]Ket Gambar : Ustad Budiman, M.HI selaku ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare[/caption]
SAHABAT NEWS, PAREPARE -- Perayaan Valentine Day setiap pada tanggal 14 Februari membuat remaja-remaja muslim dan non muslim sering merayakannya tanpa mengetahui sejarahnya. Pro dan kontra sering terjadi dalam menanggapi perayaan kasih sayang ini mulai dari kalangan mahasiswa sampai ke tingkatan ulama. Saat di temui di ruangannya, Ustad Budiman, M.HI selaku ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare menjelaskan mengenai perayaan hari Valentine para remaja pada umumnya akan merayakannya dikarenakan dia belum mengetahui sejarahnya.
"Pada umumnya remaja kita sekarang merayakannya karena mereka belum paham hal itu, sebelum masuk kesitu harus tahu dulu valentine day, kalai secara umum sepasang kekasih yang menjadi korban dianggap melakukan kemaksiatan tetapi korban yang saya maksud adalah dua pasangan kekasih dibunuh karena dianggap melakukan hal-hal yang tidak semestinya menurut masyarakat pada saat itu.
Namun banyak timbul simpati terhadap bersangkutan maka disitulah mulai dirayakan hari kasih sayang," katanya.
Ustad Budi nama sapaan akrabnya menambahkan dalam pandangan islam dalam merayakan hari itu sama saja halnya dengan membenarkan perilaku yang dilakukannya (korban) dan sebenarnya bertentangan dengan ajaran agama.
"Pandangan islam sebenarnya kalau merayakan karena kita sama saja membenarkan perilaku yang tidak dilakukan itu bertentangan dengan ajaran agama dan dia melakukan sesuatu hal katakanlah maskiat lalu kemudian tidak direstui orang kebanyakan atas pertimbangan adab atau etika," jelasnya.
Lanjutnya, Sesungguhnya hari itu dikatakan hari kasih sayang pada waktu itu adalah hari wafatnya atau meninggalnya akibat dihukum akibat pelanggaran yang dilakukannya. Remaja sekarang harusnya diberi pencerahan hal tersebut dan di dalam ajaran agama perayaan ini tidak semestinya dikatan Haram.
"Jadi adik-adik kita diberi pencerahan tentang hal itu, kalau saya ditanya hukumnya ? di dalam ajaran agama kita tidak mesti harus kita langsung katakan Haram, tapi kita harus lihat dulu, apa kasusnya ? apa akar permasalahannya. Saya sedikit menyinggung terjadi pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat mempertanyakan bagaimana hukumnya? Sebernarnya tidak mutlak haram atau boleh tentu kita lihat kondisinya katakanlah seperti halnya dengan tahun baru tentu kita bisa menyatakan langsung haram, kita lihat kondisinya seperti mengadakan diskusi yang tidak dilarang oleh agama kenapa tidak dilaksanakan beda halnya dengan Valentine Day," ucapnya.
Ketua Jurusan Hukum itu mengutarakan pendapatnya menurutnya melakukan sesuatu yang bermanfaat terkait dengan itu maka tidak usahlah dikaitkan dengan hari valentine karena sudah jelas dari sejarahnya. Di dalam agama kita yang diajarkan oleh Nabi kita kasih sayang itu tidak ada batasnya sehari saja namun setiap hari di tujukkan kasih sayang karena agama islam itu sendiri Rahmatan Lil Alamin.
"Kalau kita melakukan hal yang bermanfaat misalnya terkait dengan itu tidak usah dikaitkan dengan Valentine Day karena hari itu sudah jelas dalam sejarah. Lagian juga di dalam agama kita yang diajarkan oleh Nabi hari kasih sayang itu tidak dibatasi satu hari saja tapi mestinya setiap saat harus ditunjukkan karena islam itu Rahmatan Lilalamin, yah kasih sayang beda dengan perayaan tahun baru dan sudah jelas Valentine Day adalah maksiat di masyarakat dan diikuti remaja-remaja kita. Seharunya diberikan pencerahan kepada mereka," tutupnya. (*)
Penulis : Husnil
Editor : Abdoel
SAHABAT NEWS, PAREPARE -- Perayaan Valentine Day setiap pada tanggal 14 Februari membuat remaja-remaja muslim dan non muslim sering merayakannya tanpa mengetahui sejarahnya. Pro dan kontra sering terjadi dalam menanggapi perayaan kasih sayang ini mulai dari kalangan mahasiswa sampai ke tingkatan ulama. Saat di temui di ruangannya, Ustad Budiman, M.HI selaku ketua Jurusan Syariah dan Ekonomi Islam di Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Parepare menjelaskan mengenai perayaan hari Valentine para remaja pada umumnya akan merayakannya dikarenakan dia belum mengetahui sejarahnya.
"Pada umumnya remaja kita sekarang merayakannya karena mereka belum paham hal itu, sebelum masuk kesitu harus tahu dulu valentine day, kalai secara umum sepasang kekasih yang menjadi korban dianggap melakukan kemaksiatan tetapi korban yang saya maksud adalah dua pasangan kekasih dibunuh karena dianggap melakukan hal-hal yang tidak semestinya menurut masyarakat pada saat itu.
Namun banyak timbul simpati terhadap bersangkutan maka disitulah mulai dirayakan hari kasih sayang," katanya.
Ustad Budi nama sapaan akrabnya menambahkan dalam pandangan islam dalam merayakan hari itu sama saja halnya dengan membenarkan perilaku yang dilakukannya (korban) dan sebenarnya bertentangan dengan ajaran agama.
"Pandangan islam sebenarnya kalau merayakan karena kita sama saja membenarkan perilaku yang tidak dilakukan itu bertentangan dengan ajaran agama dan dia melakukan sesuatu hal katakanlah maskiat lalu kemudian tidak direstui orang kebanyakan atas pertimbangan adab atau etika," jelasnya.
Lanjutnya, Sesungguhnya hari itu dikatakan hari kasih sayang pada waktu itu adalah hari wafatnya atau meninggalnya akibat dihukum akibat pelanggaran yang dilakukannya. Remaja sekarang harusnya diberi pencerahan hal tersebut dan di dalam ajaran agama perayaan ini tidak semestinya dikatan Haram.
"Jadi adik-adik kita diberi pencerahan tentang hal itu, kalau saya ditanya hukumnya ? di dalam ajaran agama kita tidak mesti harus kita langsung katakan Haram, tapi kita harus lihat dulu, apa kasusnya ? apa akar permasalahannya. Saya sedikit menyinggung terjadi pro dan kontra di tengah-tengah masyarakat mempertanyakan bagaimana hukumnya? Sebernarnya tidak mutlak haram atau boleh tentu kita lihat kondisinya katakanlah seperti halnya dengan tahun baru tentu kita bisa menyatakan langsung haram, kita lihat kondisinya seperti mengadakan diskusi yang tidak dilarang oleh agama kenapa tidak dilaksanakan beda halnya dengan Valentine Day," ucapnya.
Ketua Jurusan Hukum itu mengutarakan pendapatnya menurutnya melakukan sesuatu yang bermanfaat terkait dengan itu maka tidak usahlah dikaitkan dengan hari valentine karena sudah jelas dari sejarahnya. Di dalam agama kita yang diajarkan oleh Nabi kita kasih sayang itu tidak ada batasnya sehari saja namun setiap hari di tujukkan kasih sayang karena agama islam itu sendiri Rahmatan Lil Alamin.
"Kalau kita melakukan hal yang bermanfaat misalnya terkait dengan itu tidak usah dikaitkan dengan Valentine Day karena hari itu sudah jelas dalam sejarah. Lagian juga di dalam agama kita yang diajarkan oleh Nabi hari kasih sayang itu tidak dibatasi satu hari saja tapi mestinya setiap saat harus ditunjukkan karena islam itu Rahmatan Lilalamin, yah kasih sayang beda dengan perayaan tahun baru dan sudah jelas Valentine Day adalah maksiat di masyarakat dan diikuti remaja-remaja kita. Seharunya diberikan pencerahan kepada mereka," tutupnya. (*)
Penulis : Husnil
Editor : Abdoel