-->

Notification

×

Indeks Berita

Klik Gambar Untuk Mendengarkan

​SAHABAT NEWS : Abdul Wahid Nara, KMP UNM Berpikir Lokal Berwawasan Global "Kado Ultah Yang ke 19"

Minggu, 05 Februari 2017 | Februari 05, 2017 WIB | 0 Views Last Updated 2018-03-15T07:07:14Z
[caption width="400" align="alignnone"]Ket Gambar : Foto Bersama, Peringati Harla ke 19 KMP UNMKet Gambar : Foto Bersama, Peringati Harla ke 19 KMP UNM[/caption]




SAHABAT NEWS, PROFIL -- Mahasiswa sering disebut-sebut sebagai ‘ agent of change ‘, calon pemimpin masa depan , pembawa nilai-nilai peradaban, dsb. Banyak perubahan besar , dan nilai-nilai sejarah yang ditorehkan di negeri ini senantiasa menempatkan mahasiswa pada posisi yang terhormat. Kemauan yang keras dan senantiasa menggelora dalam dirinya mampu menular kedalam jiwa bangsanya.



Harapan keluarga, harapan masyarakat, harapan bangsa, harapan Negara, bahkan harapan dunia tertumpu pada pundak mahasiswa. Mahasiswa seringkali dianggap sebagai jembatan nurani masyarakat banyak yang mampu mewakili aspirasi masyarakat.




Dipertengahan tahun 1995 predikat sebagai mahasiswa itu melekat pada penulis, dan lolos lewat jalur Penerimaan Mahasiswa Jalur Khusus (PMJK) atau bebas tes, bisajadi  karena saya seorang atlit  yang meskipun prestasinya hanya sampai ketingkat propinsi toh bisa mengeyam pendidikan di kampus IKIP Ujungpandang kala itu yang sekarang berubah nama UNM Makassar dengan nilai rapor yang lumayan.




Datang menenteng map dengan sekelumit persyaratan administrasi didalamnya, beberapa organisasi daerah mulai menyambut mahasiswa baru dengan  mengarahkan juniornya dan membantu mereka baik persoalan administrasi maupun tumpangan rumah kost dan berbagai keperluan lain, Dalam benak saya bertanya “adajikah orang Pinrang yang kuliah disini???”.




Untungnya berjumpa dengan beberapa teman yang berasal dari Pinrang dan bekerjasama untuk menyelesaiakan berbagai adminitrasi yang dibutuhkan dalam pendaftaran ulang tersebut, seiring waktu predikat aktivis mahasiswa mulai melekat karena menjabat sebagai ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Penjaskeserek kala itu, dan aktif dibeberapa UKM seperti  Profesi, Sintalaras, LKIMB.




Waktu SMA tidak pernah berpikir dan tidak tertarik untuk berorganisasi meskipun kala itu sempat didaulat untuk menjadi ketua kelas yang otomatis mestinya menjadi pengurus MPK, namun tetap tidak tertarik di organisasi intra maupun ekstra, hanya aktif sebagai atlit pencak silat dan selalu mengikuti event di luar daerah.




Namun, entah mengapa ketika berpredikat sebagai mahasiswa kehausan untuk berlembaga dan banyak belajar terus merasuki kehidupanku, termasuk keinginan mempersatukan mahasiswa Pinrang yang kuliah di IKIP Ujungpandang,  seiring waktu, dan berangkat dari rasa kegelisahan dan selalu bertanya ada berapakah orang Pinrang yang kuliah di IKIP Ujung pandang ini, katanya ada organisasi yang menghimpun tapi kala itu lagi mati suri, “hidup segan mati tak mau”. 




Maka dengan iseng diakhir tahun 1997 saya mengetik pengumuman berupa pamplet sebanyak enam lembar sesuai jumlah fakultas kala itu yang mengundang mahasiswa yang berasal dari Pinrang untuk hadir rapat di Kampus Gunung Sari eks secretariat LPPM Profesi yang sekarang menjadi gedung pascasarjana ditempel ditempat strategis disetiap fakultas.




Maka disitulah rasa primordial itu muncul, ternyata cukup banyak mahasiswa yang berasal dari Pinrang yang kuliah dikampus yang berjuluk kampus “pahlawan tanpa tanda jasa” itu.  



Primordialisme kedaerahan tampak bukan merupakan hak baru bagi kita. Bagi segenap mahasiswa, rasa memiliki daerah kelahiran asal merupakan identitas (kebanggaan) tersendiri. Ketika seseorang dari daerah lain berani menghina suatu daerah, pada taraf tertentu kita jadi marah dan bersikap sensitif terhadap mereka.



Itu wajar, mengingat identitas kedaerahan menyangkut harga diri mahasiswa yang dibangun di kampus-kampus. Bagi mahasiswa, peduli pada daerah adalah kewajiban. Mereka berkumpul dan mendiskusikan masalah atau isu aktual di daerah. Pada saat itulah muncul berbagai pendapat dan inisiatif untuk berhimpun dalam suatu wadah berkat hasil dari pamplet yang seolah tak bertuan itu.



Menggagas Lahirnya KMP IKIP Ujungpandang Dalam rapat yang juga dihadiri ketua Kelompok Studi Lasinrang (KSL) maka digagaslah panitia yang diharapkan dapat melahirkan organisasi yang menghimpun mahasiswa Pinrang dengan membentuk  Forum Komunikasi Mahasiswa Pinrang (FKMP) IKIP Ujungpandang yang bertugas melaksanakan musyawarah yang digelar 19 Februari 1998 di SMAN 1 Pinrang yang dihadiri sekitar delapan puluan mahasiswa dan lahirlah KMP IKIP Ujungpandang. 



Dan terpilihlah Syamsuar Kandua sebagai ketua  dan Herwilis sebagai Sekretaris yang dimasa itu juga terjadi pergolakan mahasiswa yang menginginkan tumbangnya rezim orde baru dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto dan bahkan bergeser sampai kepada keinginan menumbangkan para bupati disetiap daerah termasuk bumi Lasinrang. Gejolak perpolitikan nasional hingga daerah juga berimbas kepada KMP IKIP Ujungpandang, dan ikut bergabung dalam Gerakan Mahasiswa Pinrang Untuk Reformasi yang disingkat Gempur dan juga menyuarakan agar Bupati Pinrang kala itu harus mundur.



  

Namun, tak hanya pergerakan yang diusung kala itu, namun tetap komit dengan berbagai kegiatan bakti social, kegiatan yang berbau akademik seperti seminar pendidikan, try out dan beberapa kegiatan lainya, diperiode kedua yang musyawarahnya diadakan di SMPN 1 Cempa tahun 1999 dan memilih Abdul Wahid Nara sebagai ketua dan Adam Malik sebagai sekretaris dan masih melanjutkan rutunitas program kerja seperti pada periode sebelumnya, namun perjuangan untuk mendapatkan secretariat terus digalakkan dan meskipun kala itu masih status kontrakan.




Pergerakan KMP UNM kala itu kian tajam karena ada pergantian kepemimpinan di Kab. Pinrang, Bupati yang lama lenser akibat desakan mahasiswa dan masyarakat Pinrang, dan muncul 5 figur yang salah satu figur terkuat  kala itu bukan putera daerah, bak gayung bersambut Mahasiswa Pinrang yang kuliah di UNM sontak tidak menerima kalau di Pinrang dipimpin bukan putera daerah, maka sekitar 70-an anggota KMP UNM mendatangi kantor Gubernur meminta agar yang diloloskan untuk menjadi calon bupati Pinrang harus Putera Daerah.



Dan sekedar catatan KMP UNM kala itu tidak digerakkan oleh siapapun, mereka turun aksi dengan hati nurani dan tendensinya hanya menginginkan Putera Daerah, itu saja. Keberadaan Mahasiswa seringkali menjadi pemicu dan pemacu perubahan-perubahan dalam masyarakat.  



Bukan hanya itu, berbagai ketimpangan yang  terjadi di Pinrang tak luput dari amatan mahasiswa kala itu, kejadian kospin yang melanda masyarakat, kemudian pencurian sitem tebus, maraknya sabung ayam dan berbagai masukan yang diberikan kepada pemerintah dengan meletakkan fungsi mahasiswa sebagai agen perubahan. 



Dan ditahun 2000 kembali terjadi pergantian dan sebagai ketua Alimuddin dan sekretaris Muh. Takdir kegiatan rutinpun berlanjut, dan mahasiswa sebagai social controlpun tetap berlanjut, dan keanggotaan di KPMP pusat terbilang pasif namun tidak keluar dari keanggotaan, kemudian berlanjut ke Rustam Badment dan periode ini memiliki secretariat parmanen, lalu ke Hatta Syah, kemudian Ahmad dan seterusnya hingga saat ini.



KMP UNM digagas bukan hanya sebagai tempat kumpul-kumpul anak ‘bumi Lasinrang’ yang mencari hiburan karena banyak kesibukan di kampusnya, tetapi juga menjadi pemberi manfaat bagi daerah yang ditempati, juga daerah darimana mereka berasal, karena sebenarnya mereka adalah duta dari daerahnya masing-masing yang harus menjaga nama baik daerah dan putra-putri daerah yang diharapkan akan kembali membangun daerahnya selepas menuntut ilmu di tanah Makassar. 


Beberapa organisasi mahasiswa daerah sudah menjalin kerjasama dengan pemerintah daerah sehingga saling memberi manfaat di antara kedua belah pihak, mulai dari penyediaan beasiswa, bantuan penyelesaian study hingga pembiayaan kegiatan. 



Terhadap pemerintah daerah, organisasi mahasiswa daerah dapat mempromosikan budaya, pariwisata, hingga potensi daerahnya ke universitas dan masyarakat luas. Tapi bukan berarti sebagai corong pemerintah agar mahasiswa tidak berkutik ketika ada sesuatu yang tidak pantas dilakukan.


Banyak kasus mahasiswa baru yang terjerat ke miras dan narkoba karena salah memilih teman dan tidak ada yang mengingatkan kesalahan tersebut. 


Disinilah peran organisasi mahasiswa daerah untuk terus menjaga anggotanya, sehingga rasa kekeluargaan yang sudah dipererat oleh faktor kedaerahan semakin meningkat. Jika sudah akrab, berkontribusi akan lebih mudah, contohnya seperti proyek sosial di kampung halaman, sosialisasi universitas di daerah asal, hingga advokasi isu-isu tertentu. 



Jika selama ini kita masih menganggap organisasi ini sebatas 'tempat kumpul-kumpul', mungkin kita harus tengok kampung sebentar. Tentu saja, banyak sekali hal yang bisa dilakukan bersama-sama untuk kampung halaman oleh putra-putri daerahnya yang sedang menuntut ilmu.



Namun, tidak semua hal bisa dipelajari di ruang kuliah atau labolatorium. Sangat banyak hal yang harus kita pelajari diluar itu semua, dan salah satu wadah utama yang menyediakan kebutuhan itu ialah organisasi salah satunya adalah KMP UNM. Organisasi KMP UNM, yang dengan luar biasa dapat memberikan kita kesempatan untuk mengembangkan diri dalam berbagai aspek.


 Aspek kepemimpinan, manajemen organisasi, team building , networking & human relation dapat kita kembangkan disini. Organisasi juga merupakan tempat kita mengaplikasikan ilmu yang kita peroleh di tempat kuliah,meskipun berpikir lokal tapi mesti berwawasan global.


KMP UNM  memberi kami ruang untuk belajar dan memberi ruang untuk mengukir sejarah perjalanan hidup, sehingga beberapa jabatan diorganisasi lain yang secara tidak lansung KMP UNM ikut member andil seperti ketua umum BEM UNM tahun 1999 – 2001, sekretaris KPMP Pusat, Tahun 2001 – 2003 hingga saat ini sebagai ketua KNPI Pinrang 2015 – Sekarang. Terima Kasih kepada semua rekan rekan, senior, saudara seperjuangan, adik-adik mantan pengurus dan pengurus serta seluruh keluarga besar KMP UNM. 


Lalu seperti apa wajah KMP UNM saat ini diusia yang ke 19 tahun. Apakah masih bagian dari agent perubahan itu, ataukah terlena dengan berbagai program rutin sehingga terkadang melupakan fungsinya sebagai control social. Atau anggotanya disibukkan oleh tugas perkuliahan yang begitu padat, ataukah anggotanya lagi terlena dibuai oleh masa muda yang masih menggelora, zaman akan menjawabnya.
Selamat Ulang Tahun yang ke 19 semoga tetap eksis dan tunjukkan bahwa inilah kita…..KMP UNM. (*)

Penulis   : Abdul Wahid Nara 

Editor      : Abdoel 

Coffee Ginseng 5 In 1

×
Berita Terbaru Update